REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Kemendagri) Tjahjo Kumolo mengunjungi Rumah Sakit (RS) Polri, Kamis (1/11), Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, Tjahjo menempatkan Tim Dukcapil Kemendagri untuk membantu Tim Indonesia Automatic Finger Print System (INAFIS) Polri mempercepat perolehan data korban pesawat Lion Air JT-610.
Menurut Tjahjo, Tim Dukcapil memiliki data lengkap 263 juta penduduk Indonesia, sementara Tim INAFIS hanya memiliki 150 juta data penduduk Indonesia. Hal itu dinilai dapat membantu sinkronisasi data dan mempercepat Tim INAFIS Polri terkait mencari data korban yang dibutuhkan.
"Tim Dukcapil punya data lengkap 263 juta penduduk Indonesia, semoga bisa membantu INAFIS terkait perolehan data," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Tim Dukcapil yang diterjukan akan bekerja 24 jam dan dipimpin langsung oleh Dirjen Dukcapil Zudan. Posko Tim Dukcapil menurutnya, selain menyiapkan data 263 juta jumlah penduduk Indonesia, juga akan mempersiapkan surat-surat kematian.
Terkait kunjungannya, ia menyebut ingin memastikan ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan Tim Dukcapil tersedia.
Selain itu, Tjahjo juga mengunjungi Posko Trauma Healing. Mengunjungi keluarga korban dan berbicara pada beberapa petugas yang ada di posko tersebut. Dalam kesempatan itu ia juga menceritakan tentang anaknya yang juga menjadi pilot Lion Air.
Tjahjo menyebut, anaknya bernama Arjuna Cakra Candrasa merupakan pilot Lion Air sejak 4 tahun silam. Perlu diketahui, hingga saat ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) baru merilis satu jenazah yang dapat teridentifikasi atas nama Jannatun Cintya Dewi. Sementara ini proses identifikasi 56 kantong jenazah masih dilakukan.