Jumat 02 Nov 2018 00:07 WIB

Warga Surabaya Diajak Galakan Pembrantasan Sarang Nyamuk

Risma juga melakukan tinjaun jentik nyamuk ke rumah-rumah warga di Putat Jaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Nyamuk
Foto: AP/LM Otero
Nyamuk

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk memberantas sarang nyamuk yang menjadi penyebab datangnya penyakit Demam Berdarah (DBD). Apalagi, saat ini sudah mendekati musim penghujan.

Ajakan pemberantasan sarang nyamuk tersebut dikemas dalam upacara yang dipimpin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Lapangan Gedung Islamic Center Surabaya, Kamis (1/11). Seusai menggelar apel, Risma juga melakukan tinjaun jentik nyamuk ke rumah-rumah warga di Putat Jaya.

“Saya berharap kita bisa menurunkan (DBD). Setiap tahun turun sih, cuma saya kepinginnya tidak ada. Kadang ada botol, bekas gelas pecah, nah itu sering kemudian jadi tampungan air. Di situlah dia biasanya bertelur,” kata Risma di sela peninjauan.

Risma juga memberi imbauan kepada masyarakat agar lebih teliti lagi dalam membersihkan tempat-tempat yang bisa digunakan nyamuk bersarang. Menurutnya, penyakit demam berdarah bisa dicegah dan dihindari asal masyarakat benar-benar teliti terhadap kebersihan.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berharap kepada masyarakat agar tidak mengenyampingkan tempat-tempat atau wadah yang bisa digunakan nyamuk bersarang. Bahkan, untuk mendukung langkah pemerintah, ia mengaku telah mengirimkan surat edaran kepada masyarakat dengan tujuan, terjalin sinergi antara pemerintah dengan warga untuk bergerak bersama memberantas sarang nyamuk.

“Dua bulan yang lalu, aku sudah buat edaran ke seluruh RT dan RW. Nanti kita akan ulangi gebyar (PSN) ini. Karena ini sudah mendekati musim hujan. Tapi nanti juga tak siapkan edaran lagi untuk seluruh warga Surabaya,” ujarnya.

Risma mengaku, pihaknya juga telah memberi arahan kepada jajaran di kelurahan dan kecamatan agar kerja bakti tidak hanya difokuskan pada kantor pemerintahan, jalan raya, atau saluran. Namun, ia meminta juga difokuskan pada tempat-tempat umum, seperti tempat ibadah, dan sekolah-sekolah.

“Biasanya kelurahan dan kecamatan melakukan kerja bakti bersama. Tapi saya berharap tempat-tempat ibadah, sekolah, masjid dan gereja juga dilakukan. Kadang juga rumah-rumah kosong itu, makanya saya minta para camat, lurah bisa masuk ke rumah-rumah kosong itu,” kata Risma.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, setiap tahun Angka Bebas Jentik (ABJ) nyamuk di Surabaya semakin menurun. Namun, untuk beberapa kelurahan masih mendominasi angka ABJ tersebut. Terutama, di sekolah-sekolah, perkantoran  dan perumahan.

“Tiap tahun, Angka Bebas Jentik (ABJ) ini semakin turun. Seperti tahun kemarin 2017, angka ABJ mencapai 325. Namun tahun 2018, turun menjadi 311,” kata Febria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement