Kamis 01 Nov 2018 10:03 WIB

Menerima Jenazah, Menerima Duka

Supriyadi fokus meratapi surat kematian Jannatun Cintya yang baru saja ia terima.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Operasional Lion Air, Wisnu (kanan) menyerahkan dokumen jenazah yang berhasil di identifikasi kepada keluarga, Kamis (31/10).
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Operasional Lion Air, Wisnu (kanan) menyerahkan dokumen jenazah yang berhasil di identifikasi kepada keluarga, Kamis (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Supriyadi tak sanggup menahan air mata ketika Direktur Lion Air memberikan surat kematian dan jenazah anaknya, Jannatun Cintya Dewi, secara simbolis, Rabu (31/10), di Rumah Sakit (RS) Polri, Jakarta. Tak sepatah kata pun yang dapat dikatakan Supriyadi. Air matanya yang menetes seolah telah menjelaskan apapun tentang duka yang ia terima.

Seperti diketahui, dari 48 kantong jenazah yang telah diperiksa Tim Disaster Victim Identification (DVI) baru jenazah atas nama Jannatun Cintya Dewi saja yang dapat teridentifikasi. Almarhumah dapat teridentifikasi melalui metode sidik jari yang mana terdapat 13 titik kecocokan dengan data di e-KTP.

Baca Juga

Sambil menunduk, Supriyadi sesekali terlihat menyeka air matanya. Ia tak menatap ke kamera-kamera wartawan dan hanya fokus meratapi surat kematian anaknya yang baru saja ia terima. Sama halnya dengan Supriyadi, bangsa Indonesia ikut berduka dengan musibah yang terjadi. Kepala RS Polri Kombes Pol Musyafak terlihat sesekali menepuk-nepuk pundak Supriyadi.

Dalam prosesi penyerahan jenazah secara simbolis tersebut, Musyafak menyebut pihak RS Polri akan menyerahkan segala proses akomodasi pemulangan jenazah kepada pihak Lion Air. Diketahui, jenazah Jannatun Cintya Dewi diberangkatkan ke bandara pada pukul 02.00 WIB, Rabu (31/10) menuju Sidoarjo, Jawa Timur. "Jenazah akan dipulangkan dan akan diakomodir oleh pihak Lion Air," ujarnya.

Jannatun Cintya Dewi merupakan seorang mahasiswi kelahiran 12 September 1994. Menurut data e-KTP, almarhumah merupakan warga Dusun Prompon RT 001 RW 001, Sukodono, Jawa Timur. Almarhumah beragama Islam dan berstatus belum menikah.

Sementara itu ditemui di tempat berbeda, keluarga dari Pilot Bhavye Suneja mendatangi Posko Ante Mortem RS Polri, Rabu (31/10), Jakarta. Keluarga yang hadir terdiri atas ayah korban serta kolega lainnya. Tak ada kata-kata yang diucapkan ayah dari Pilot Bhavye. Ia hanya berjalan masuk menyerahkan keperluan identifikasi dan lalu meninggalkan RS Polri.

Tak ada tatapan ke kamera. Tak ada kata terucap. Namun kita semua tahu bahwa menerima duka tidaklah mudah bagi keluarga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement