Selasa 30 Oct 2018 18:17 WIB

Dentuman di Pantai Tanjung Pakis

Ribuan warga Karawang memadati pantai menyusul kabar jatuhnya pesawat LionAir.

Anggota tim gabungan memindahkan puing-puing pesawat Lion Air JT 610 ke atas kapal di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Anggota tim gabungan memindahkan puing-puing pesawat Lion Air JT 610 ke atas kapal di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Ita Nina Winarsih

Horiyah (65 tahun) masih terlelap di kediamannya di Pantai Tanjung Pakis, Desa Tanjung Pakis, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Senin (29/10) pagi. Belum waktunya bagi dia membuka warung ikan bakar yang sehari-hari dijadikan sandaran penghidupan.

Ia tidur bersandingan dengan cucunya kala itu. Tiba-tiba, "Bum!" kata Horiyah menirukan suara yang ia dengar kemarin pagi. Ia terbangun seketika dengan jantung berdegup kencang. Tak menunggu lama, Horiyah keluar rumah mencari sumber suara, tapi tak berhasil menemukannya.

Ia semula mengira ledakan berasal dari petasan karbit yang biasa dimainkan para pemuda di wilayah tersebut. "Pas saya keluar rumah, tidak ada kejadian mencurigakan. Tapi, pagi ini cuaca mendung," ujar Horiyah saat ditemui Republika di Karawang, kemarin.

Selang beberapa jam, lanjut Horiyah, ia baru mengetahui jika sumber suara yang membuatnya terbangun berasal dari pesawat jatuh. Pesawat nahas itu, yakni Lion Air JT-610 dengan tujuan Jakarta-Pangkal Pinang. Pesawat itu dikabarkan hilang kontak sekitar pukul 06.30 WIB, tak berselang begitu lama dari waktu Horiyah mendengar ledakan.

Menurut Horiyah, ia mengetahui sumber suara itu berasal dari pesawat jatuh, ketika banyak warga yang mendatangi Pantai Tanjung Pakis. Padahal, biasanya pada hari Senin, pantai ini dari pagi hingga siang sepi pengunjung. "Akhirnya saya tahu, ternyata ada pesawat jatuh di perairan kita, setelah banyaknya warga yang datang ke pantai," ujarnya.

Camat Pakisjaya, Irlan Suherlan, mengiyakan ada laporan soal warganya yang mendengar ledakan di sekitaran Pantai Tanjung Pakis. Ledakan itu, menurut dia, terdengar antara pukul 06.00 sampai 07.00 WIB. Informasi dari warga itu langsung dilaporkan ke pemerintahan desa dan kecamatan. "Setelah itu, sekitar pukul 11.00 WIB, kita ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasi ini," ujar Irlan.

Ratusan nelayan setempat langsung ikut membantu mencari korban jatuhnya pesawat di wilayah perairan Karawang. "Di sekitar pesisir Utara Karawang wilayah Pakisjaya ini terdapat 100 nelayan. Mereka sudah diminta membantu pencarian korban," kata Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

Bupati menyampaikan, saat ini tim gabungan dari Polri, BPBD, dan TNI masih melakukan pencarian korban di perairan Karawang-Bekasi. Sesuai dengan laporan sementara, pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh di perairan Muara Bungin, perbatasan Karawang-Bekasi.

Ribuan warga Karawang juga memadati Pantai Tanjung Pakis menyusul kabar jatuhnya pesawat. Mereka menyatakan penasaran ingin menyaksikan langsung kejadian tersebut. Pantauan Republika, sekitar pukul 13.30 WIB, ribuan warga memadati pesisir pantai tersebut. Hilir mudik kendaraan roda dua ataupun roda empat, turut mewarnai lokasi ini. Sebanyak 15 ambulans juga siaga di tepi Pantai Tanjung Pakis.

Dadan Suhendar (32), warga setempat, mengatakan, sejak pukul 08.00 WIB, warga sudah berkerumun di lokasi. Apalagi, kabar soal pesawat jatuh ini sangat cepat menyebar. Karena itu, banyak warga yang penasaran ingin melihat lokasi. "Kita sudah lama berada di pesisir pantai, tapi belum terlihat ada evakuasi. Soalnya, lokasi jatuhnya pesawat ini sangat jauh dari pesisir," ujarnya kepada Republika.

Keluarga penumpang pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkal Pinang juga mulai mendatangi posko pencarian korban di Pantai Tanjung Pakis. Salah satunya, Cita Purnamasari (37), warga Kabupaten Karawang. "Sepupu saya naik pesawat itu," ujar Cita kepada Republika, Senin (29/10).

Ia menerangkan, sepupunya, Komardi Ariyawan merupakan PNS di Pangkal Pinang. Cita berharap, saudara nya itu bisa ditemukan dalam kondisi selamat. ¦ rr laeny sulistyawati/an tara ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement