REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pencarian korban dan serpihan puing-puing pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, diperluas. Alasannya, puing-puing sudah terbawa arus air laut.
"Korban dan serpihan puing pesawat ini diperkirakan sudah melebar (menjauh) dari titik lokasi jatuhnya pesawat," kata Satgas TNI AL Mayor Kurnia Hendra di Posko Pakisjaya, Karawang, Selasa (30/10). Karena itu, pencarian korban dan serpihan puing pesawat dilakukan secara meluas, dibagi menjadi empat tim penyelam. Masing-masing tim penyelam disebar ke beberapa titik di sekitar perairan Tanjung Karawang.
Ia mengatakan, sejak pagi hingga siang ini tim evakuasi gabungan Posko Pakisjaya menemukan sejumah potongan tubuh dan serpihan puing pesawat. Seluruh temuan selanjutnya dibawa ke Posko Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Semuanya dibawa ke Tanjung Priok melalui jalur laut," kata dia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudho menyebutkan sudah ada tiga kantong yang dibawa ke Posko Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polda Jawa Barat di Pantai Tanjung Pakis, Selasa siang. Dari tiga kantong itu, dua kantong di antaranya potongan tubuh dan satu kantong berisi serpihan puing yang mirip dengan material pesawat.
Tim evakuasi dari Basarnas, TNI, Polri membagi dua jenis kantong evakuasi. Kantong warna oranye untuk jenazah dan kantong berwarna hitam untuk puing ataupun benda terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.
Seluruh isi kantong itu ditemukan oleh tim dari perairan Tanjung Karawang yang berjarak sekitar 1,03 mil dari pesisir Pantai Tanjung Pakis. "Seluruh temuan ini kami teruskan ke RS Polri Kramat Jati via darat untuk dilakukan autopsi," katanya.