Selasa 30 Oct 2018 00:45 WIB

Tim Kesehatan DD Evakuasi Ibu Kaguguran Pascabencana

Korban sempat terseret lumpur akibat likuefaksi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolanda
Kegiatan pengungsi pascagempa Palu bersama Dompet Dhuafa
Foto: Republika TV/Wisnu Aji Prasetiyo
Kegiatan pengungsi pascagempa Palu bersama Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Tim kesehatan Dompet Dhuafa menemukan dan mengevakuasi ibu keguguran di pengungsian Posko Pembewe, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat (26/10) lalu. Penyintas tersebut tidak mendapat perawatan apapun di pengungsian lantaran minimnya fasilitas kesehatan.

"Jumat subuh dia keguguran. Kita dapat informasi siang dan langsung ke lokasi," kata salah satu bidan yang tergabung di tim kesehatan Dompet Dhuafa, Amanda Dwi Putri di Posko Pembewe, Kabupaten Sigi, Sulteng, Senin (29/10).

Dia mengatakan, tim kesehatan langsung meninjau pasien bernama Devianti (29) untuk mengonfirmasi kondisi. Sebab, dikhawatirkan pesien mengalami pendarahan hebat pascakeguguran.

Tim kesehatan langsung merujuk dan mengantar pasien ke rumah sakit (RS), minimal untuk mendapat penanganan USG. Terkait tindakan lanjutan, bisa diputuskan setelah pemeriksaan dokter RS.

Namun, karena alasan operasional RS, dokter belum bisa memeriksa Devianti. Dokter menyarankan Devianti menjalani rawat inap untuk mendapat pemeriksaan pada Senin (29/10). Namun, pasien menolak dengan alasan memiliki anak berusia delapan bulan di pengungsian. Dompet Dhuafa berkomitmen membiayai seluruh biaya pengobatan pasien. Umumnya, biaya kuret berkisar sebesar Rp 25 juta.

"Kita kontrol terus, ada obat membantu peluruhan," ujar dia.

Putri mengatakan, sebelum mendapat perawatan dari tim kesehatan Dompet Dhuafa, Devianti sempat mencari-cari tim medis di pos kesehatan posko tersebut. Namun, dia tidak menemukan satupun tim medis karena mereka hanya ada satu pekan sekali.

Terhadap penyintas yang berstatus sebagai ibu hamil, dia mengimbau tidak terlalu lelah. Dia juga tidak menyarankan ibu hamil terus-menerus mengkonsumsi mie instan.

Menurut Putri, sebaiknya ada tenda sendiri yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Hal itu bertujuan menghindarkan ibu hamil dari asap rokok yang merusak perkembangan janin.

"Kalau posisi seperti ini sangat disayangkan. DD selalu bergerak dan dirikan posko di tempat-tempat yang kosong," ujar dia.

Seorang penyintas di Posko Pembewe, Kabupaten Sigi, Devianti mengalami keguguran. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (26/10) subuh.

Sekitar dua pekan sebelum kejadian, Devianti yang tengah mengandung dua bulan terpeleset di kamar mandi. Kemudian pada Kamis (25/10), Devianti mengeluhkan sakit kepala dan sakit perut. Dia sempat meminum obat sakit kepala, tetapi menahan rasa nyerinya di perut. Pada Jumat (26/10) pagi, Devianti mendapati janinnya sudah keluar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement