REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengatakan, pasukan evakuasi dan pengamanan yang dikerahkan ke Sulawesi Tengah (Sulteng) akan ditarik pascaberakhirnya masa tanggap darurat. Ia menuturkan, masyarakat di sana tak perlu khawatir soal keamanan meski pasukan-pasukan tersebut telah ditarik mundur.
"Jadi antara tahap tanggap darurat ke tahap transisi menuju rehabilitasi-rekonstruksi ada banyak langkah-langkah yang harus diselesaikan, banyak kegiatan yang harus disesuaikan. Karena nantinya akan sangat beda," ujar Wiranto dalam keterangan pers yang Republika.co.id terima, Jumat (26/10).
Ia mengatakan, pada tahap tersebut akan ada perpindahan kegiatan, seperti penarikan pasukan evakuasi dan pengamanan, bantuan luar negeri yang akan dihentikan, dan sebagainya. Namun, pemerintah pusat akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah mengenai apa saja yang masih dibutuhkan pada tahap transisi ini.
Terkait penarikan pasukan pengamanan, menurut Wiranto, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat di sana. Ia menjelaskan, adanya penjarahan pascabencana beberapa waktu lalu tak akan terulang karena hal tersebut bersifat spontan.
"Tadi orang-orang tanya, bagaimana pak, apa mungkin akan ada penjarahan lagi? Ya tidak ada. Penjarahan itu kan bersifat spontan, pada saat orang tidak bisa makan, tidak bisa minum, disampingnya ada mini market, saya pun jarah juga jika jadi mereka," kata dia.
Ia menerangkan, fasilitas keamanan di Palu juga sudah dapat dikembalikan seperti biasa. Sehingga, kata Wiranto, tidak perlu lagi ada penambahan pasukan polisi dari luar daerah karena itu semua butuh koordinasi.