Jumat 26 Oct 2018 02:05 WIB

PBNU Minta Insiden Bendera tak Dikaitkan dengan Pilpres

PBNU meminta insiden bendera tak disikapi dengan aksi demonstrasi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj bersama Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua PBNU Robikin Emhan (dari kiri ke kanan) memberikan keterangan saat konferensi pers di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu (23/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj bersama Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini dan Ketua PBNU Robikin Emhan (dari kiri ke kanan) memberikan keterangan saat konferensi pers di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menegaskan persoalan pembakaran bendera yang diklaim sebagai atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah di ranah kepolisian. PBNU berharap insiden pembakaran bendera ini tidak dikaitkan dengan pilpres 2019.

"Kita harapkan masalah ini tidak masuk ke ranah politik di pilpres mendatang," kata Helmy Faishal kepada wartawan, Kamis (26/10). Sebab, menurut Helmy bila persoalan ini diseret ke ranah politik, akan mengarah ke macam-macam dan semakin membuat kegaduhan di tengah masyarakat, khususnya umat Islam.

Karena itu ia berharap semua pihak bisa menahan diri dan tidak terprovokasi. Mempercayakan proses pembakaran bendera ini ke penegak hukum di kepolisian. Sebab tidak mungkin kesalahan beberapa orang ditumpahkan ke seluruh organisasi Banser atau GP Ansor.

"Sehingga kini muncul usulan pembubaran organisasi, itu hal yang lain. Itu yang saya maksud menjadi persoalan politik," ungkapnya.

Untuk saat ini, menurut Helmy, apapun perkembangan dari persoalan pembakaran bendera yang diklaim HTI tersebut, GP Ansor telah meminta maaf dari kegaduhan ini. Itu harus dihargai oleh banyak pihak.

Sehingga menurut dia, persoalan ini tidak perlu disikapi dengan aksi demonstrasi besar-besaran. Seperti yang akan dilakukan sekelompok umat Islam di wilayah Jakarta pusat pada Jumat (26/10).

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj meminta seluruh umat untuk melupakan pembakaran bendera itu dan menjadikan kejadian ini sebagai pembelajaran. Kiai Said berharap kejadian pembakaran bendera oleh oknum Banser NU, menjadi contoh buruk yang tidak perlu terjadi lagi di Indonesia.

Jika memang hendak mengadakan aksi demo siang ini, Kiai Said menginginkan agar jangan sampai terjadi perpecahan dan permusuhan. Sebelumnya Barisan Nusantara Pembela Tauhid (BNPT) dijadwalkan akan menggelar "Aksi Bela Tauhid" di Jakarta, Jumat (26/10) siang.

Massa akan berkumpul di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pukul 13.00 WIB serta dilanjutkan dengan long march menuju Kemenko Polhukam. aksi tersebut atas prakarsa sejumlah ormas keislaman, Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni 212 akan ikut serta bersama seluruh massa aksi yang mengatasnamakan "Aksi Bela Tauhid" tersebut.

Baca juga: Cerita Penyanyi Sinead O'Connor Jadi Mualaf

Baca juga:Beredar Surat GP Ansor DKI Siagakan 2.000 Anggota

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement