Kamis 25 Oct 2018 19:58 WIB

Jokowi Sebut Ada Politisi Sontoloyo, Kiai Ma'ruf: Tentu Ada

Ma'ruf tidak berkomentar soal untuk siapa sindiran 'politisi sontoloyo' ditujukan.

Calon Wakil Presiden nomor urut 1 KH. Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara deklarasi dukungan di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Calon Wakil Presiden nomor urut 1 KH. Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara deklarasi dukungan di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Ma'ruf Amin menilai, apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menyebut adanya politisi "sontoloyo" maka politisi semacam itu memang ada. Namun, Ma'ruf tidak berkomentar soal untuk siapa sindiran 'politisi sontoloyo' ditujukan.

"Kalau pak Jokowi sudah menyebutkan itu ya tentu ada," kata Ma'ruf Amin seusai menghadiri deklarasi relawan di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/10).

Ma'ruf tidak berkomentar ketika ditanya siapa kira-kira sosok politisi yang disebut sebagai politisi sontoloyo oleh Presiden Jokowi. Sebelumnya Presiden Jokowi menyinggung keberadaan politisi sontoloyo.

Baca juga: Jokowi: Politik SARA dan Adu Domba itu Politik Sontoloyo

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap para politikus yang sering menggunakan berbagai cara untuk menarik simpati rakyat. Terlebih menjelang pemilu ini, tak sedikit pihak oposisi yang menyerang lawan politiknya dengan cara yang tak beradab dan tak memiliki tata krama.

Cara berpolitik yang memecah belah masyarakat, menyebabkan kebencian, mengadu domba dengan cara tak beradab itulah yang ia sebut dengan politik sontoloyo. "Kalau masih pakai cara-cara lama seperti itu, masih memakai politik kebencian, politik sara, politik adu domba, politik pecah belah itu namanya politik sontoloyo," kata Jokowi di ICE, Tangerang, Rabu (24/10).

Jokowi menilai, tak sedikit politikus yang masih menyerang dengan cara-cara yang tak sehat, terlebih menjelang Pilpres 2019 untuk menarik simpati masyarakat. Menurut Presiden, saat ini bukan zamannya lagi berkampanye dengan politik adu domba, politik pecah belah, maupun politik kebencian.

"Sekarang zamannya politik adu program, kontestasi program, konstetasi adu gagasan adu ide, adu prestasi, adu rekam jejak," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap para politikus di tahun politik ini. Sebab, para politikus sering kali mempengaruhi masyarakat dengan mengaitkan berbagai hal dengan politik.

Hal ini disampaikannya saat membagikan sertifikat hak atas tanah di lapangan bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (23/10). "Itulah kepandaian para politikus, mempengaruhi masyarakat, hati-hati saya titip ini, hati-hati. Hati-hati banyak politikus yang baik-baik tapi juga banyak politikus yang sontoloyo," kata Jokowi.

Ia meminta agar masyarakat tak mudah menelan semua informasi yang diterima. Presiden mengingatkan masyarakat untuk menyaring informasi yang diterimanya. Sehingga diharapkan tak terpengaruh dengan para politisi.

"Sehingga jangan kita dibawa, dipengaruhi oleh politikus-politikus yang hanya untuk kepentingan sesaat, mengorbankan persatuan, persaudaraan, dan kerukunan kita," ujar dia.

Hal ini disampaikannya terkait kritikan oposisi yang menyebut dana kelurahan yang dikucurkan pada tahun politik ini untuk menarik simpati masyarakat menjelang pilpres 2019. Presiden mengatakan, dana kelurahan yang akan dikucurkan pada awal tahun depan tersebut untuk kebutuhan perbaikan infrastruktur di perkotaan.

"Inikan semuanya komitmen pemerintah untuk masyarakat untuk rakyat, bukan untuk siapa-siapa, jangan dihubung-hubungkan dengan politik, dikit-dikit dihubungkan politik, gak rampung-rampung kita ini," kata Jokowi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement