Kamis 25 Oct 2018 16:00 WIB

Sesar Palu-Koro yang Terus Melahirkan Gempa

Gempa susulan terjadi hampir setiap hari di Palu.

Seorang warga berswafoto dengan latar belakang jembatan Ponulele yang ambruk di pantai Talise, Palu Sulawesi Tengah, Selasa (16/10). Jembatan merupakan salah satu aset milik negara.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Bantuan Untuk Daerah Terisolir : Petugas TNI AD memasukkan bantuan ke dalam helikopter di lapangan udara Mutiara SIS Al jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (8/10).

Distribusi Bantuan tak Merata

Sejumlah warga di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, mengeluhkan pendistribusian logistik bagi para korban gempa bumi yang hingga kini tidak merata. "Semua logistik menumpuk di satu desa," kata Apek, tokoh pemuda di Desa Tomado, ibu kota Kecamatan Lindu, kemarin.

Ia mengatakan, sebenarnya ada posko induk bencana alam yang dipusatkan di pusat kota di kecamatannya. Namun, posko itu tidak difungsikan. Pengiriman logistik bantuan bencana di wilayah tersebut justru dialihkan ke Desa Puro`o, desa pertama di Kecamatan Lindu.

Di Lindu, kata dia, ada lima desa, yaitu Desa Puro`o, Langko, Tomado, Anca, dan Olu. Apek menyebutkan, desanya sampai saat ini belum mendapatkan bantuan tenda. Padahal, tenda sangat dibutuhkan karena rumah warga mengalami kerusakan berat.

"Semua bantuan logistik untuk korban gempa di Lindu menumpuk di posko desa di Puro`o," kata dia. Ia berharap agar posko induk di kecamatan difungsikan agar pendistribusian bantuan dapat dilakukan segera dan diterima merata oleh warga di lima desa di Kecamatan Lindu.

Kecamatan Lindu yang selama ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata, akses jalannya putus akibat bencana alam. Badan jalan dari Desa Sadaunta menuju Poro`o tertimbun longsor. Bantuan logistik terpaksa dilakukan menggunakan helikopter. Kecamatan Lindu terletak di keting gian sekitar 2.000 meter dari permukaan laut. n antara ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement