REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perubahan sikap Presiden AS Donald Trump terkait kasus pembunuhan Jamal Khashoggi memicu spekulasi. Dalam wawancara dengan the Wall Street Journal, Trump mulai membuka kemungkinan keterlibatan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman dalam kasus keterlibatan ini.
Padahal selama ini, Trump selama cenderung menunggu hasil penyelidikan dan percaya dengan Kerajaan Saudi, sebagai sekutu utama di Timur Tengah. Tak hanya itu, Trump juga menyebut upaya Saudi menutupi kasus ini merupakan yang terburuk dalam sejarah.
Apakah ini merupakan sinyal AS mulai tak sejalan dengan? Apakah AS ingin ada pergantian garis putra Mahkota di Kerajaan Saudi?
"Ya, pangeran menjalankan banyak hal di sana, dia menjalankan banyak pekerjaan dan jadi jika ada seseorang yang melakukannya, itu pasti dia," kepada Wall Street Journal, seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (24/10).
Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.
Trump mengaku sudah bertanya kepada Pangeran MBS tentang kasus Khashoggi. Pangeran membantah jika terlibat pembunuhan tersebut. Pembunuhan itu, kata MBS, dilakukan oleh oknum pejabat di bawahnya.
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
"Pertanyaan saya kepada dia 'Apakah Anda tahu tentang ini dalam hal rencana sejak awal' Pangeran Mohammed mengaku tidak tahu, saya katakan 'Di mana awalnya? dan ia mengatakan 'awalnya dari pejabat yang lebih rendah'," kata Trump.
Trump tidak langsung menjawab pertanyaan apakah ia percaya dengan Pangeran MBS. yang menjalankan pemerintahan sehari-hari di Arab Saudi. "Saya ingin mempercayai mereka, saya sangat ingin mempercayai mereka," kata Trump.