Selasa 23 Oct 2018 22:39 WIB

Adopsi Jadi Pilihan Akhir Pengasuhan Anak Hilang di Sulteng

Anak yang tak bertemu dengan keluarga inti akan diasuh oleh keluarga sedarah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Seorang anak terdampak likuifaksi bermain di sekitar tenda Kamp Pengungsi Terpadu di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (19/10/2018).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Seorang anak terdampak likuifaksi bermain di sekitar tenda Kamp Pengungsi Terpadu di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (19/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengkonfirmasi sedikitnya 101 anak di Sulawesi Tengah (Sulteng) hilang atau terpisah dari keluarganya. Adopsi merupakan pilihan terakhir pengasuhan mereka.

"Ada 101 anak yang telah tercatat anak hilang, terpisah dari orang tuanya," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di kantornya, Selasa (23/10).

Dari jumlah tersebut sebanyak 71 laporan masuk melalui registrasi langsung di Sekretariat Bersama dan 29 laporan yang didata melalui media sosial. "Alhamdulillah melalui upaya penelusuran tim Sekretariat Bersama, telah dilakukan reunifikasi pada tujuh anak," ujarnya.

Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Edi Suharto mengatakan, terkait anak yang terpisah dari keluarganya, Kemensos terus berupaya mencari anggota keluarga anak-anak tersebut. Setelah keluarganya ditemukan, dia menambahkan, sang anak akan dikembalikan pada mereka.

Namun, kalau keluarga inti tak diketahui, ia menyebut opsi pengasuhan di keluarga sedarah. "Maka kami kembalikan ke keluarga terdekatnya," ujarnya.

Jika ternyata sang keluarga anak malang tersebut masih hilang, ia menyebut Kemensos menawarkan alternatif perawatan permanen yaitu di balai perlindungan anak.

"Jadi adopsi merupakan pilihan terakhir," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement