REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) berencana akan membangun klinik permanen untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sigi dan sekitarnya. Saat ini, RS Lapangan di Sigi masih terus beroperasi dengan melayani tak kurang 100 pasien per hari.
Ketua Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) BSMI, Basuki Supartono mengatakan, klinik permanen di Sigi diperlukan karena harus ada kesinambungan pelayanan kesehatan bagi warga terdampak gempa di Sigi, Sulawesi Tengah. "Masalah gempa pemulihannya tidak bisa sebentar, minimal satu tahun masih harus rehabilitasi medis, rehabilitasi psikososial sehingga perlu ada kontinuitas pelayanan kesehatan dalam bentuk klinik permanen," jelas Basuki, Selasa (23/10).
Basuki menerangkan kondisi Sulawesi Tengah lebih berat daripada Lombok Mataram. Hal ini, ujar dia, yang kemungkinan besar akan membuat proses rehabilitasi memakan waktu lebih lama. "Di sini secara medan dan geografis lebih sulit. Infrastruktur juga belum seperti di Lombok jadi memang harus lebih diperhatikan proses rehabilitasinya," ungkap dia.
Basuki menyebut fasilitas RS Lapangan BSMI di Sigi sejatinya lebih lengkap dibandingkan saat di Lombok. Sehingga proses peralihan dari RS Lapangan menjadi klinik permanen tidak akan membutuhkan proses panjang.
Sementara, Ketua Umum BSMI Djazuli Ambari menerangkan tim BSMI bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sulawesi Tengah terus melakukan pemeriksaan lewat mobile clinic. Djazuli menyebut mobile clinic masih menjadi instrumen penting sebab akses jalan yang terbelah membuat pasien yang akan menuju RS Lapangan membutuhkan usaha ekstra. "Kemarin kita ke daerah Balane, Kinovaro, Sigi bersama IDAI. Aksesnya sangat sulit karena jalan terbelah, semua rumah rata dengan tanah. Tetapi di sana menunggu ratusan pasien," papar Djazuli.
Tim BSMI dan IDAI Sulteng akhirnya berhasil menuntaskan pemeriksaan terhadap 131 pasien mayoritas lansia dan anak-anak. Kedatangan tim medis sangat ditunggu masyarakat sana karena akses yang sulit.