Selasa 23 Oct 2018 10:26 WIB

Harga Bahan Bangunan Melonjak di Palu

Permintaan dari warga tinggi sementara stok tidak mencukupi.

Operator alat berat membersihkan puing bangunan yang rusak pascagempa dan tsunami di Kawasan Pusat Pergudangan di Kelurahan Tondo, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (22/10/2018).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Operator alat berat membersihkan puing bangunan yang rusak pascagempa dan tsunami di Kawasan Pusat Pergudangan di Kelurahan Tondo, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (22/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Harga berbagai jenis bahan bangunan di Palu, Sulawesi Tengah, melonjak pascagempa bumi dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018. Pantauan di sejumlah toko penjual bahan bangunan di Palu, Selasa, semen yang sebelumnya hanya dijual pedagang Rp 60 ribu per sak, kini bergerak naik menjadi Rp 65 ribu per sak.

Sama halnya bahan bangunan tripleks ukuran empat milimeter yang sebelumnya Rp 90 ribu per lembar, naik menjadi Rp 110  ribu per lembar. Seng gelombang dijual dari harga Rp 47 ribu per lembar menjadi Rp 55 ribu per lembar.

Kenaikan harga bahan bangunan, menurut Rahamuddin, seorang pedagang karena stok kurang dan permintaan meningkat. Selain itu, biaya angkutan juga naik pascagempa.

"Kami terpaksa ikut menyesuaikan harga," kata dia, Selasa (23/10).

Namun, katanya, kalau kondisi sudah kembali normal, harga dipastikan turun lagi. "Ini hanya karena kondisi Kota Palu yang baru saja diterjang bencana gempa dan tsunami," ujarnya.

Selama ini, kata dia, bahan-bahan bangunan yang diperdagangkan di Palu didatangkan dari Makassar dan Surabaya. Sejumlah warga meminta pemerintah untuk mestabilkan harga mengingat kondisi ekonomi masyarakat di Palu dan juga beberapa daerah terdampak bencana alam di Sulteng masih terpuruk.

Bahan bangunan, salah satu kebutuhan yang banyak diperlukan masyarakat untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur diterjang gempa dan tsunami. "Kami berharap pemerintah untuk menstabilkan harga bahan bangunan di pasaran yang mengalami kenaikan cukup tajam itu," kata Yulius, warga Palu Barat.

Ia mengaku rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa dan untuk membangun kembali butuh dana cukup besar untuk membeli berbagai kebutuhan bahan bangunan. Sementara, harga bahan bangunan di pasaran, semuanya naik.

Hal senada juga disampaikan warga lainnya, Berti. Ia mendesak pemerintah untuk melakukan intervensi pasar agar pedagang tidak seenaknya menaikkan harga, apalagi dalam situasi ekonomi masyarakat yang terpuruk karena gempa dan tsunami.

Baca juga, Tenda Darurat di Palu untuk Madrasah belum Mencukupi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement