Senin 22 Oct 2018 16:43 WIB

Pengungsi di Sulteng Masih Butuh Tenda

Tenda tersebut dibangun sembari menunggu pembangunan hunian sementara selesai.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Prajurit TNI gabungan dari Pasmar 1 Jakarta dan Pasmar 2 Surabaya  yang tergabung dalam Kogasgabpad Penanggulangan Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Palu, Sulawesi tengah, bahu membahu bersama masyarakat mendirikan tenda-tenda pengungsi di Desa Labean Kecamatan Balesang, Donggala, Senin (22/10).
Foto: dok. Puspen TNI
Prajurit TNI gabungan dari Pasmar 1 Jakarta dan Pasmar 2 Surabaya yang tergabung dalam Kogasgabpad Penanggulangan Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Palu, Sulawesi tengah, bahu membahu bersama masyarakat mendirikan tenda-tenda pengungsi di Desa Labean Kecamatan Balesang, Donggala, Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) di Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali mendirikan tenda pengungsian di wilayah Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi. Tenda tersebut dibangun sembari menunggu pembangunan hunian sementara (huntara) selesai, sekaligus untuk memudahkan pemberian bantuan kepada para pengungsi.

"Shelter (tenda) ini didirikan dengan tujuan untuk merelokasi pengungsi yang tersebar di beberapa tempat dan menyulitkan dalam pelayanan pendistribusian bantuan," ujar Panglima Kogasgabpad, Mayjen TNI Tri Soewandono, dalam keterangan pers yang /Republika.co.id terima, Senin (22/10).

Tenda-tenda tersebut merupakan bantuan dari asing dan bersifat sementara. Tenda tersebut dilengkapi dengan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK), air bersih, pos pelayanan kesehatan, dan area penyembuhan trauma. Sekaligus sebagai sekolah lapangan bagi anak-anak yang ada di sana.

Dalam pelaksanaan pendirian tenda tersebut, TNI mengerahkan Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandra Guna Kodam XIV/Hasanuddin dan Batalyon Zeni Tempur 17/Ananta Dharma Kodam VI/Mulawarman serta Detasemen Zeni Tempur 8/Gawi Manuntung Kodam VI/Mulawarman. Mereka yang bertugas memang ahli di bidang konstruksi, bekerjasama dengan Polri, Kementerian PUPR, perguruan tinggi berbagai yayasan dan relawan.

"Kogasgabpad akan selalu menginisiasi pertemuan dan berkoordinasi secara terus menerus dengan pihak Kementerian, PLN, PDAM, Unsur Geologi, Pemda dan pihak lain untuk kelancaran pelaksanaan tugas," katanya.

Dalam kesempatan itu, Tri menyampaikan apresiasi kepada tim dari Kementerian PUPR yang sudah mendesain konsep huntara dengan mempertimbangkan kebutuhan dasar pengungsi. Ia berharap apa yang telah dilakukan benar-benar bisa membantu masyarakat Palu, Donggala dan Sigi untuk kembali pulih dan membangun untuk kesejahteraan rakyat.

Sementara itu, sejumlah prajurit TNI yang berada di Sektor Donggala, dari Pasmar 1 Jakarta dan Pasmar 2 Surabaya, bahu-membahu bersama masyarakat mendirikan tenda-tenda pengungsi di Desa Labean Kecamatan Balesang, Donggala. Prajurit yang juga tergabung dalam Kogasgabpad itu mendirikan 300 tenda di tiga titik pengungsian, antara lain Desa Balentuma 100 tenda, Desa Tanjung Padang 100 tenda, dan Desa Lampyo 100 tenda.

Prajurit yang dipimpin Komandan Sektor Kolonel Mar Arinto Beny Sarana itu kini masih menunggu bantuan tenda yang akan didatangkan dari Jakarta. Tenda-tendan tersebut akan didirikan di daerah yang masih membutuhkan, seperti sepanjang pantai Barat Kabupaten Donggala Timur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement