Senin 22 Oct 2018 11:11 WIB

Jual Murah, Koster Minta Cina Awasi Pelaku Usaha Wisata

Ditemukan pelaku wisata Cina yang menjual paket wisata sangat murah ke Bali.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Tanah Lot di Tabanan merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Bali.
Foto: Antara
Tanah Lot di Tabanan merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali, Wayan Koster meminta Pemerintah Cina ikut mengawasi pelaku usahanya di Bali. Muncul informasi dan sejumlah bukti terkait penjualan paket wisata murah yang merusak iklim persaingan usaha wisata di Pulau Dewata.

"Jika ada pelaku usaha Cina yang menjual paket wisata ke Bali dengan harga sangat murah di bawah standar, kami harap pemerintahnya ikut mengawasi dan mengontrol ketat warganya yang menjadi pelaku usaha wisata di sini," kata Koster akhir pekan kemarin.

Baca Juga

Jasa usaha wisata di Bali, kata politikus PDIP ini harus mengikuti aturan pemerintah. Apalagi pemerintah provinsi saat ini tengah melakukan penataan sektor pariwisata dan menjadikan Bali menjadi destinasi wisata yang semakin berkelas.

Wakil Gubernur Provinsi Hainan, Liu Pingzhi menanggapi positif permintaan gubernur. Dirinya berharap kerja sama yang sudah terjalin antara pemerintah Provinsi Bali dengan pemerintah Cina ke depannya ditingkatkan.

"Hainan ke depan ingin lebih fokus menjalin kerja sama dengan Bali bidang pariwisata dan pertanian," katanya. Hainan juga membuka peluang kerja sama bidag pendidikan. Liu menyebut telah menyiapkan 50 paket beasiswa untuk pelajar di Bali yang ingin mengikuti pendidikan di Hainan.

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) pertengahan bulan ini melakukan tinjauan langsung ke sejumlah toko milik investor asal Cina di Benoa, Kabupaten Badung. Di sana dia menemukan ada toko yang mempekerjakan tenaga kerja asing tak berizin asal Cina. "Ini jelas melanggar dan merugikan pariwisata kita," katanya.

Cok Ace mengatakan akan mengambil langkah cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal lain yang juga perlu ditertibkan adalah sistem pembayaran wisatawan Cina yang dicurigai memakai sistem perbankan Cina yang semakin merugikan bisnis pariwisata. Apalagi wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina sampai saat ini masih mendominasi kunjungan di Bali.

Sepanjang Januari-September 2018, sebanyak 4,6 juta wisman tercatat memasuki Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kenaikannya 5,68 persen dibanding periode sama tahun lalu. Cina masih menjadi negara penyumbang turis terbesar dengan jumlah 129.278 wisatawan per September 2018 atau 1,101 juta wisatawan selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Dominasi turis Cina masih bertahan pada angka persentase 23,54 persen. Urutan kedua dan ketiga masing-masingya ditempati Australia dan India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement