REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali melabuhkan jangkar Kapal Kemanusiaan di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tenggah. Setelah sebelumnya Kapal Kemanusiaan pertama selesai berlayar dari Surabaya pada Sabtu (13/10) lalu, kini bantuan lewat jalur laut hadir dari Ibu Kota Jakarta.
“Kapal dilepas dari Tanjung Priok Jakarta pada 15 Oktober lalu dan telah tiba dengan membawa bantuan untuk korban gempa-tsunami,” jelas Director of Disaster & Community Development Program Sri Eddy Kuncoro, Ahad (21/10).
Relawan ACT bersama buruh kapal bersama-sama mengeluarkan bantuan kemanusiaan dari kapal Kemanusiaaan ACT di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10).
Kapal kemanusiaan ini untuk memenuhi kebutuhan penyintas bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Pasalnya pascatiga pekan gempa bumi diiringi tsunami menghantam Palu, Sigi dan Donggala, puluhan ribu penyintas masih bertahan di tenda pengungsian. Mereka belum kembali pada kehidupan normal.
Fenomena likuefaksi juga terjadi di beberapa titik yang mengakibatkan ratusan orang masih dinyatakan hilang. Menggunakan Kapal Motor Penumpang Drajat Paciran, bantuan berupa makanan siap santap.
Tak hanya itu, disertakan juga ratusan paket kebutuhan anak-anak seperti pakaian, diapers dan makanan bayi. Ada juga beras dan obat-obatan yang akan mendukung untuk segera proses pemulihan pascabencana.
Total berat bantuan yang akan didaratkan di pelabuhan dan segera masuk gudang ACT yang berada di dalam kompleks Pantoloan mencapai 1.000 ton. Bantuan ini berasal dari berbagai donatur dan lembaga.
Relawan ACT bersama buruh kapal bersama-sama mengeluarkan bantuan kemanusiaan dari kapal Kemanusiaaan ACT di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/10).
Sebelum dimuat dalam kapal, semua barang dikumpulkan di Indonesia Humanitarian Center (IHC)-ACT yang terletak di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Dari gudang, nantinya bantuan ini akan didistribusikan ke semua posko wilayah ACT yang sampai saat ini sudah mencapai 12 posko dan satu posko induk juga kantor cabang Sulteng. “Dari posko wilayah akan diberikan kepada pengungsi,” tambah Sri Eddy Kuncoro.
Selain bantuan logistik, didatangkan juga tim dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) sebanyak 82 orang. Satu buah food truck turut berlayar menuju ibu kota Sulteng ini. Kendaraan truk besar ini nantinya akan melayani masyarakat untuk kebutuhan makanan siap santap.