REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Aries Agung Paewai mengungkapkan, Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20.336.500.000 untuk pemulihan Pulau Sapudi, Sumenep, Madura, pascagempa. Adapun rinciannya, Rp 18 miliar untuk rekonstruksi bangunan, Rp 2 miliar untuk operasional rehabilitasi, dan Rp 336 juta untuk pembentukan posko terpadu.
"Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial juga akan memberikan santunan bagi korban gempa. Dengan rincian untuk korban meninggal sebesar Rp 5 juta, korban luka berat Rp 2,5 juta, luka sedang sebesar Rp 2 juta, dan luka ringan Rp 1,5 juta," kata Aries di Surabaya, Jumat (19/10).
Aries mengungkapkan, Dinas PU Cipta Karya, BPBD, dan Kodam V Brawijaya telah melakukan pendataan sekaligus verifikasi jumlah kerusakan rumah. Aries mengaku, pihak terkait juga langsung melakukan pembersihan dan perbaikan secara bertahap rumah dan bangunan yang rusak.
Aries menambahkan, dalam rangka mempercepat pemulihan pascagempa, BPBD Kabupaten Sumenep sudah mengeluarkan pernyataan sebagai daerah darurat bencana. Pernyataan ini diyakininya akan mempermudah pelaksanaan penanganan bencana untuk membantu beberapa pihak dalam mencairkan anggaran.
Selain Sumenep, gempa berkekuatan 6,4 SR itu juga berdampak pada 3 kabupaten lain, yakni Situbondo, Jember, dan Probolinggo. Sedangkan kecamatan yang terdampak gempa mencapai 22 kecamatan dan 41 desa. Khusus di Kabupaten Sumenep, lanjut Aries, kerusakan berdampak pada 6 kecamatan dengan total jumlah rumah rusak mencapai 539.
Stok Air di Wilayah Gempa Pulau Sapudi Diklaim Aman
Kepala BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono menyampaikan, berbagai kegiatan pemulihan pascagempa telah diagendakan. Diantaranya yakni pembersihan puing-puing bangunan, pendistribusian logistik kepada masyarakat, pembuatan mandi cuci kakus (MCK) di Pos I Desa Prambanan Kecamatan Gayam, pembuatan tandon air di Pos I, dan pendirian tenda untuk pasukan.
"Ke depan pembersihan puing-puing dan pendistribusian logistik pada masyarakat akan terus dilakukan. Di samping itu penurunan bantuan kendaraan operasional dari BPBD Sumenep dan Kodim di Pelabuhan Terebung," kata Suban.
Suban mengungkapkan, beberapa personel juga turut terlibat dalam penanggulangan gempa. Antara lain TNI sebanyak 222 orang, POLRI 130 orang, dan instansi lain sebanyak 34 orang.
Sedangkan bantuan yang sudah diterima diantaranya, beras 6.257 kilohram, susu bayi 7 dus, minuman dewasa 119 dus, makanan kemasan 20 dus, pakaian 225 dus, dan selimut 83 dus. "Saat ini kebutuhan yang sangat mendesak dibutuhkan saudara-saudara kita yang terdampak gempa yaitu sembako, selimut, dan air bersih," kata Suban.