Kamis 18 Oct 2018 17:57 WIB

Dinkes Depok Nyatakan Kasus Keracunan Air Tinja Jadi KLB

Jumlah korban terus bertambah dari semula 137 siswa kini menjadi 156 siswa.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas Dinkes Depok sedang mengambil sampel air dan makanan dari SDIT Pondok Duta, Cimanggis Depok
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Petugas Dinkes Depok sedang mengambil sampel air dan makanan dari SDIT Pondok Duta, Cimanggis Depok

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menyatakan kasus ratusan siswa SD yang diduga keracunan air tinja masuk dalam kejadian luar biasa (KLB). Sebanyak 150 siswa SD di Pondok Duta, Cimanggis, Depok menjadi korban keracunan air berbau tinja yang mengalir dari sumur pompa. "Kasus dugaan keracunan air di sekolah tersebut sudah masuk kategori KLB, karena jumlah korbannya terus bertambah," ujar Sekretaris Dinkes Kota Depok Ernawati, Kamis (18/10).

Dia mengatakan, dari laporan yang masuk sejak Kamis (11/10) lalu yang semula korban 137 siswa, kini menjadi 156 siswa. "Laporan yang masuk, para siswa yang menjadi korban mengalami diare, pusing, mual dan muntah-muntah. Semua sudah ditangani fasilitas kesehatan puskemas dan rumah sakit swasta," terangnya.

Menurut Ernawati, Dinkes Depok melakukan investigasi oleh Tim Gerak Cepat dengan mendatangi rumah sakit, rumah siswa, dan  sekolah. "Saat ini sedang dalam tahap pembuatan laporan investigasi. Jadi, masih kami tangani dan dianalisis. Kami juga sudah dilakukan koordinasi penyuluhan dan identifikasi faktor penyebab," tuturnya.

Ernawati menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pengambilan sampel air dan makanan jajanan untuk di uji lab dan sudah dikirim ke IPB Bogor. "Kini sedang menunggu hasil selama 14 hari. Sumber air yang dicurigai sebagai penyebab ditutup dan tidak digunakan lagi," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Sebanyak 150 siswa di sebuah SD di Pondok Duta, Cimanggis, Depok mengalami keracunan yang diduga menggunakan air yang terkontaminasi tinja. Air berbau tinja tersebut mengalir dari kran air yang digunakan para siswa untuk cuci tangan dan berwudhu.

Para siswa yang menjadi korban dari siswa kelas I hingga kelas VI mengalami gejala sakit perut, demam, pusing, mual-mual hingga muntah-muntah. "Iya benar, berdasarkan laporan ada kurang lebih sebanyak 150 siswa alami keracunan air yang berbau tinja di sekolah anak kami," ujar salah satu orang tua murid, Vini Felasiani saat di konfirmasi //Republika.co.id, Rabu (17/10).

Vini menagtakan, anaknya sudah tiga hari tidak masuk sekolah karena mengalami demam dan mual-mual dan ada beberapa anak yang saat ini masih di rawat di rumah sakit. "Sebagian besar gejalanya sakit perut, demam, pusing, mual hingga muntah-muntah," terangnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement