Kamis 18 Oct 2018 13:07 WIB

Hoaks Bisa Jadi Akar Konflik Jelang Pemilu 2019

Masyarakat diharap bijaksana menggunakan media sosial.

talkshow bertajuk ‘Strategi Jitu Tangkal Isu Hoaks, Intoleransi, dan Radikalisme Menuju Pemilu 2019 Damai Demi Keutuhan NKRI’ di Gedung Jakarta Design Center, Slipi, Jakarta, Kamis (18/10)
Foto: Dok Republika
talkshow bertajuk ‘Strategi Jitu Tangkal Isu Hoaks, Intoleransi, dan Radikalisme Menuju Pemilu 2019 Damai Demi Keutuhan NKRI’ di Gedung Jakarta Design Center, Slipi, Jakarta, Kamis (18/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menggelar talkshow bertajuk ‘Strategi Jitu Tangkal Isu Hoaks, Intoleransi, dan Radikalisme Menuju Pemilu 2019 Damai Demi Keutuhan NKRI’ di Gedung Jakarta Design Center, Slipi, Jakarta, Kamis (18/10). Acara tersebut bertujuan untuk mencari formula yang tepat mewujudkan pemilu yang damai dan bebas hoaks.

Fungsionaris PB HMI,  Andi Satria menyebutkan bahwa hoaks harus diantisipasi, sebab hoaks merupakan pemicu konflik di masyarakat. "Bahwa memasuki tahun politik jelang 2019 sudah banyak yang buat hati kita resah, banyak fenomena sosial yang terjadi di masyarakat banyak berita hoaks, ini yang merupakan akar permasalahan dari konflik horizontal yang terjadi di masyarakat," kata Andi.

Dosen Universitas Paramadina Aan Rukmana menyampaikan, peningkatan pembangunan bangsa, juga merupakan salah satu komponen penting dalam mengantisipasi hoaks, intoleransi dan radikalisme. "Memperkuat civil society dan membentuk karakter masyarakat. Insya Allah jika itu diperkuat, isu-isu hoaks bisa diantisipasi. Kita harus fokus pada pendidikan karakter, moral dan akhlak," katanya.

Sementara, CEO Langit Digital, Heriski Kurniawan, mengimbau agar masyarakat dapat secara bijaksana dalam menggunakan media sosial. "Untuk menanggulangi tentang isu hoaks yang pertama hati-hatilah dengan judul provokasi. “Teman-teman harus cross check dahulu jika dapat informasi, lalu cermati alamat situs atau sumber,  periksa faktanya, cek keaslian foto dan ikut serta dalam group anti hoaks. Jadilah pengguna media sosial yang smart," katanya.

Acara itu juga dihadiri oleh  perwakilan Baintelkam Mabes Polri AKBP Syuhaimi. Dia mengapresiasi penyelenggaraan diskusi ini karena para peserta dan pembicara bisa saling berbagi  mengenai isu-isu yang menjadi perhatian publik saat ini. “Silaturahim ini merupakan media komunikasi dan pendekatan dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan NKRI menuju Pemilu damai 2019 demi keutuhan NKRI," ujarnya.

Selain itu, mantan narapidana teroris juga ikut menjadi pembicara yaitu Yudi Zulfahri. Dia menegaskan bahwa sikap kritis  terhadap paham radikalisme sangat penting dimiliki oleh seluruh masyarakat. "Karena kalau kita cuek kelompok radikalimse akan terus menyebarkan pengaruh dan ideologinya," kata Yudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement