Rabu 17 Oct 2018 21:37 WIB

Pengamanan Gedung Parlemen Diminta Lebih Optimal

Teori peluru nyasar yang dikemukaan polisi dinilai tidak masuk akal.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri  menunjukan lubang akibat peluru   yang diguga nyasar ke Nusantara1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri menunjukan lubang akibat peluru yang diguga nyasar ke Nusantara1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menuturkan, sekarang sudah saatnya ada pengamanan yang lebih optimal terhadap gedung parlemen usai insiden penembakan yang menyasar ke beberapa ruang fraksi di DPR. Sebab di gedung tersebut ada 560 anggota dewan dan ratusan karyawan yang bekerja tiap hari.

Belum lagi undangan dan keberadaan pengunjung lain. "Sehingga dapat dipastikan di kawasan gedung DPR ini bisa ribuan orang ada di sini tiap hari kerja. Berapapun jumlahnya, apapun jabatannya, tidak satu nyawa pun boleh terancam. Mereka semua harus dilindungi nyawanya," tutur dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10).

Baca Juga

Didi juga menyangsikan penembakan ke gedung DPR karena peluru nyasar. Menurutnya, teori peluru nyasar yang dikemukaan polisi itu tidak masuk akal. Ia mempertanyakan apakah mungkin ada peluru nyasar dari lokasi penembakan dengan jarak sekitar 400 meter.

"Ada sekitar lima ruangan tempat peluru-peluru yang ditembakkan bersarang. Sehingga kami bertanya-tanya? Apakah masuk akal dikatakan sebagai peluru nyasar?," kata dia.

Didi mencurigai, tembakan itu memang sengaja diarahkan dan dibidik dengan penuh kesadaran. Apalagi, nyasarnya peluru mengarah ke gedung yang tinggi. Kalaupun benar tembakan karean peluru nyasar, maka seharusnya hanya beberapa meter. "Patut kita curiga tembakan itu dengan sengaja dan penuh kesadaran telah diarahkan dan dibidik. Sebab 10 meter nyasar dari titik bidikan saja tentu sudah kejauhan. Masuk akalkah nyasar 400 meter ke banyak tempat dan ruangan?," papar dia.

Menurut Didi, itu tidak masuk akal. Yang sangat mungkin adalah penembakan dengan kesadaran dan kesengajaan penuh, baik itu karena iseng-iseng atau ada motif tertentu. Karena itu, ia meminta polisi segera mengusut tuntas dan menyeret pelaku ke meja hijau.

"Hingga sore ini saya dengar ada lima ruangan yang terkena sasaran peluru. Saya sepenuhnya menolak teori peluru nyasar. Karena itu, saya meminta polisi mengusut tuntas. Bisa itu orang iseng, atau penembakan dengan motif tertentu. Keduanya tetap biadab, sebab nyawa yang jadi pertaruhan," katanya.

Rabu (17/10) ini ditemukan lagi peluru di ruangan kantor fraksi Partai Amanat Nasional dan Demokrat. Polisi menyatakan peluru tersebut sama dengan peluru nyasar ke ruangan Fraksi Gerindra dan Golkar. Ada dua tersangka yang telah ditetapkan. Mereka berinisial IAW dan RMY.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta menjelaskan, saat berlatih di lapangan tembak, pelaku menggunakan senjata dari gudang. IAW merasa gugup karena tidak terbiasa menggunakan senjata switch customize atau yang telah dimodifikasi. "Bisa berubah menjadi otomatis, empat peluru atau lima peluru yang masuk langsung bisa lepas," papar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement