Rabu 17 Oct 2018 14:31 WIB

Pemprov Kebut Pendataan Korban Banjir Bandang Sumbar

Seluruh kepada daerah diminta segera melaporkan secara rinci kondisi terakhir.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Sejumlah warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat banjir bandang di Nagari Tanjung Bonai, Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Jumat (12/10).
Foto: ANTARA FOTO/McAeil
Sejumlah warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat banjir bandang di Nagari Tanjung Bonai, Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Jumat (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mempercepat proses pendataan korban banjir bandang yang melanda Kabupaten Tanah Datar dan Pasaman Barat. Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno menargetkan pendataan bisa rampung secepatnya agar bantuan bisa segera disalurkan kepada keluarga yang rumahnya rusak.

"Saya telah berkoordinasi dan meninjau langsung serta telah meminta bupati/wali kota daerah bersangkutan untuk melakukan semua usaha yang dianggap perlu untuk keselamatan warga," ujar Irwan, Rabu (17/10). 

Baca Juga

Irwan juga meminta seluruh kepada daerah untuk segera melaporkan secara rinci kondisi terakhir di masing-masing daerah. Dengan demikian, nantinya Pemprov bisa memberikan bantuan sesegera mungkin. 

"Mulai dari jumlah korban tewas dan hilang, luka berat, rumah rusak, lahan pertanian, dan lain-lain," katanya. 

Hujan deras yang mengguyur Sumatra Barat akhir pekan lalu mengakibatkan bencana banjir, banjir bandang, dan longsor di beberapa tempat. Tidak hanya di Sumatra Barat, bencana yang sama juga terjadi di Sumatra Utara.

Data sementara yang dilaporkan BPBD Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, banjir dan longsor menyebabkan 20 orang meninggal dunia, 15 orang hilang, dan puluhan orang luka-luka. Korban ini berasal dari kejadian di empat wilayah, yaitu di Kabupaten Mandailing Natal (Sumut), Kota Sibolga (Sumut), Kabupaten Tanah Datar (Sumbar), dan Kabupaten Pasaman Barat (Sumbar).

Banjir dan longsor melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, yaitu Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal pada Jumat (12/10) pagi dan sore hari. Data sementara tercatat 13 orang meninggal dunia dan 10 orang hilang di Mandailing Natal.

Bupati setempat telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Mandailing Natal selama tujuh hari (12-18 Oktober 2018). Kebutuhan mendesak adalah bahan makanan pokok dan alat berat.

Hujan juga menyebabkan longsor di beberapa daerah di Kota Sibolga pada Kamis (11/10) pukul 16.30 WIB. Longsor menyebabkan 4 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat, dan 3 orang luka ringan. Kerugian material meliputi 25 rumah rusak berat, 4 unit rumah rusak sedang dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60-80 centimeter.

Banjir bandang juga terjadi di Nagari Tanjung Bonai, Jorong Kalo-Kalo, Jorong Ranah Batu di Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Kamis (11/10) pukul 20.30 WIB. Banjir bandang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan 3 orang hilang. 

Bupati Tanah Datar telah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari (12-18 Oktober 2018). Pembukaan dapur umum untuk relawan dan masyarakat terdampak telah didirikan.

Beberapa wilayah di Kabupaten Pasaman Barat juga terjadi longsor dan banjir pada Kamis (11/10) pukul 19.30 WIB. Wilayah yang mengalami bencana adalah Kecamatan Pasaman, Ranah Batan, Koto Balingka, Sei Beremas, Lembah Melintang, Gunung Tuleh, Talamau, Sasak dan Kinali.

Korban satu orang meninggal dunia dan 2 orang hilang. Kerusakan meliputi sekitar 500 unit terendam banjir, 3 unit jembatan gantung roboh dan 2 unit rumah hanyut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement