REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tersangka peluru nyasar di gedung DPR RI berencana menghabiskan 450 peluru. Sayangnya latihan pada 15 Oktober 2018 lalu, merupakan latihan menembak terakhir sebelum akhirnya mereka mendekam di tahanan Polda Metro Jaya. "Mereka rencana habiskan 450 peluru," kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10).
Nico berujar, hingga bulan Oktober ini kedua tersangka telah melakukan latihan penembakan dengan menghabiskan 350 lebih peluru. Tersisa 93 peluru yang belum ditembakkan dan kini menjadi barang bukti.
Latihan menembak keduanya selama ini berjalan dengan normal. Namun terang Nico, pada saat menggunakan senjata Glock 17 yang telah dimodif, mereka kaget sehingga peluru yang biasa aman kemudian menciptakan petaka hingga menyasar di gedung DPR RI.
"Pada saat latihan (sebelum-sebelumnya) peluru itu biasa enggak ada masalah. Begitu dipasangi alat ini, yang menjadi full automatic, kaget kemudian (arah senpi) naik ke atas," jelas Nico
Alat yang dimaksud ini tambah dia, yakni switch customize. Alat tersebut bisa dipasang pada senjata api namun jika belum bisa menggunakannya maka yang terjadi seluruh peluru di dalam senpi bisa keluar semua tanpa kendali.
Inilah kata dia yang terjadi pada kedua tersangka tersebut. Mereka mengisi empat peluru di dalam senjata, namun karena terkejut lada saat melakukan tembakan sehingga seluruh peluru itu keluar secara bergantian di waktu bersamaan.