Selasa 16 Oct 2018 08:55 WIB

Kebakaran Merbabu, Kebutuhan Air 720 Jiwa Terganggu

Instalasi pipa diketahui telah terbakar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Hafil
FOTO ILUSTRASI:    Api berkobar di lahan tanaman perdu lereng gunung  Merbabu, saat terjadi kebakaran hebat tahun 2015 lalu.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
FOTO ILUSTRASI: Api berkobar di lahan tanaman perdu lereng gunung Merbabu, saat terjadi kebakaran hebat tahun 2015 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Pemangku lingkungan Dusun Tekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang memastikan sedikitnya 720 jiwa terdampak kebakaran lereng gunung Merbabu, yang berlangsung sejak Ahad (14/10). Karena,  kebakaran padang savana ini telah merusakkan instalasi Pamsimas yang disalurkan dari Tuk Klanting dan selama ini menjadi tumpuan kebutuhan air bersih, bagi warga Dusun Tekelan.

"Kalau dihitung jumlah Kepala Keluarga (KK) ada sekitar 180-an KK yang kini kesukitan mengakses air Pamsimas ini," ungkap Kepala Dusun Tekelan, Supriyo Tarzan, Selasa (16/10).

Ia menjelaskan, selama ini kebutuhan air bersih bagi warga Dusun Tekelan, diambil dari sumber mata air Tuk Klanting, yang berlokasi di antara Pos 5 dan Pos 6 pendakian gunung Merbabu.

Untuk bisa sampai ke dusunnya, air bersih dari sumber tersebut dialirkan melalui pipa PVC dengan diameter 3 inchi yang dikerjakan melalui proyek Pamsimas. Namun instalasi pipa yang berada di sekitar Pos 2 dan Pos 3 diketahui telah terbakar dan  air dari Tuk Klanting pun sudah tidak mengalir, bahkan sejak Ahad malam.

Kini, lanjut Supriyo, untuk bisa mendapatkan air bersih warga Dusun Tekelan terpaksa mengambil air dari bak serba guna milik Kelompok Tani Margo Rukun. Bak serba guna ini sebetulnya merupakan tandon (bak penampungan) air untuk mencukupi kebutuhan pertanian warga anggota kelompok tani.

"Semuanya serba darurat, demi kebutuhan air untuk pertanian pun sementara kami manfaatkan, meskipun harus antre menunggu giliran," katanya.

Salah seorang warga Dusun Tekelan, Minto (62 tahun) mengungkapkan, sebelum pipa Pamsimas rusak akibat ikut terbakar, air dari sumber Tuk Klanting mengalir sampai ke rumah- rumah warga.

Namun selama dua hari terakhir, warga Dusun Tekelan terpaksa harus ngangsu dari bak serba guna agar bisa mengakses air bersih, termasuk anggota keluarganya.

"Ya lumayan, jarak bak serba guna dari rumah saya sekitar 1,5 kilometer, kalau pulang pergi dihitung sudah 3 kilometer untuk bisa mendapatkan air satu pikul," tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan api masih belum padam di lereng Merbabu. Kendati begitu upaya pemadaman akan terus diupayakan dengan cara manual. "Secara visual ini bisa dilihat dari kepulan asap putih yang masih terpantau di sejumlah titik," ungkap Koordinator SAR Kecamatan Getasan, Agus Surolawe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement