REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Prajurit TNI bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan relawan mendirikan hunian sementara (huntara) di posko pengungsian yang ada di Balaroa, Palu Barat, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Ini diungkapkan Kapten Inf Maskur Riyadi yang memimpin komando para prajurit dari Yonif Para Raider 432/WSJ Divisi 3/Kostrad.
"Rencananya nanti didirikan posko pengungsian percontohan sekitar 300 huntara bagi pengungsi yang ada di Balaroa. Hari ini kami berhasil mendirikan sekitar 25 huntara," kata Maskur dalam keterangan persnya, Ahad (14/10).
Menurut Maskur, setiap tenda nantinya dapat menampung kurang lebih delapan hingga 10 orang pengungsi. Dengan dibangunnya huntara tersebut, nantinya para pengungsi dapat tinggal dengan layak di tenda-tenda yang telah disediakan.
Selain mendirikan huntara, Yonif Para Raider 432/WSJ yang berkekuatan 40 personel itu juga membantu pengungsi mendirikan tempat ibadah. Mereka bersama-sama membangun mushala sementara yang dapat digunakan oleh warga pengungsi untuk melaksanakan shalat.
Maskur menerangkan, selain mendirikan tenda huntara dan mushala, TNI juga akan membangun tujuh MCK di sana. Mereka juga akan menyediakan tandon air bersih yang dapat digunakan oleh para pengungsi dalam beraktifitas sehari-hari.
Seluruh kegiatan di sekitar wilayah Palu Barat berada dalam kendali Komandan Yonif Para Raider 432/WSJ Mayor Inf Gustiawan. Di wilayah itu, selain membantu pengungsi dalam membangun huntara, pasukan Yonif Para Raider 432/WSJ juga melakukan beberapa kegiatan lain.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pasukan Yonif Para Raider 432/WSJ di sana berupa pengamanan, pencarian dan evakuasi korban yang ada di Perumnas Balaroa, pengamanan Pasar Masomba, dan pengamanan pasa inpres. Jumlah total pasukan yang ada di Balaroa ada sekitar 345 personel.