REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima gelar doktor honoris causa bidang manajemen dari Universitas Kuala Lumpur (UniKL) di Putrajaya International Covention Center, Sabtu. Bagi SBY, ini merupakan gelar doktor kehormatan ke-14.
Pemimpin Univeristas Kuala Lumpur yang juga Raja Pahang Tengku Mahkota Abdullah Al-Haj Ibni Sultan Ahmad Shah Al-Musta'in Billah memberikan juga memberikan gelar tersebut kepada Dato Haji Azmi Mohamad selaku mantan wakil direktur umum (Pendidikan) MARA dan anggota dewan direktur Universiti Kuala Lumpur.
"Pada hari ini, kami melakukan wisuda ke-15 Universitas Kuala Lumpur, yang disempurnakan Pemangku Raja Pahang dengan mewisuda 7.860 mahasiswa, yang berhasil menamatkan pendidikan di bidang masing-masing," kata Presiden UniKL Prof Dato Dr Mazliham Mohd Su'ud.
Mazliham mengatakan wisuda kali ini cukup beruntung karena ada dua tokoh negarawan amat terkenal dianugerahi doktor honoris causa.
"Pemberian penganugerahan doktor kehormatan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono sangat besar artinya bagi Universitas Kualalumpur karena beliau negarawan, tidak hanya di Indonesia namun juga di tingkat dunia," katanya.
Dia mengatakan kesediaan beliau hadir ke Universitas Kualalumpur untuk menerima doktor kehormatan menjadi kebanggaan bagi kampus Universitas Kuala Lumpur dan memberi ilham bagi mahasiswa agar ikut berhasil sebagaimana keberhasilannya.
"Bagi kami selaku pendidik, yang terpenting adalah membangun generasi berintegritas dan amanah sesuai yang kami tekankan, yakni menjunjung amanah rakyat dan berintegritas dari yang diperbuat," katanya.
Mazliham mengatakan sebelumnya pernah memberikan gelar doktor honoris causa kepada tokoh dari luar negeri, seperti, dari Korea Selatan Han Seung-soo, bekas Perdana Menteri Italia dan guru marketing, Philip Kottler. Pada kesempatan tersebut Mazliham mengatakan banyak mahasiswa Indonesia belajar di Univeristas Kuala Lumpur.
"Pelajar itu kalau belajar di Kuala Lumpur belajar budaya sehingga menjadikan mereka lebih matang karena hidup di negara orang," katanya.
Dia mengatakan UniKL menjadikan mahasiswa cakap dengan bidang-bidang yang mereka pelajari sehingga mereka dilatih cakap pada bidang yang mereka tekuni sehingga apabila mereka bekerja menjadi lebih mudah untuk menerapkan ilmu mereka.
"Biasanya, dua hingga tiga bulan setelah diwisuda, lebih dari 82 persen pelajar kami mendapatkan pekerjaan," katanya.