REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi/Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menilai Calon Presiden RI Prabowo Subianto meniru kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Sangat tidak rela sistem ekonomi saat ini disebut ekonomi kebodohan dan pada saat yang sama beretorika tentang "Make Indonesia Great Again", kata Hasto dalam rilis, Jumat (12/10).
Sekjen PDI Perjuangan itu juga memastikan bahwa serangan Prabowo kepada Calon Presiden RI Joko Widodo justru akan menimbulkan serangan balik dari rakyat. "Pernyataan Pak Prabowo tersebut sama saja dengan menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri," katanya.
Menurut dia, serangan ekonomi kebodohan itu menunjukkan adanya kepura-puraan tentang sejarah masa lalu. Hasto berharap capres negarawan seharusnya menyampaikan narasi positif untuk Indonesia Raya, bukan malah merendahkan martabat bangsa dan rakyatnya sendiri dengan membodoh-bodohkan ekonomi bangsanya.
Hal itu diungkapkan Hasto menanggapi pidato Prabowo saat Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menyebut sistem perekonomian saat ini sebagai ekonomi kebodohan.
"Ini menurut saya bukan ekonomi neolib lagi, ini lebih parah dari neolib. Ini menurut saya ekonomi kebodohan. 'The economics of stupidity'. Ini yang terjadi," kata Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga membahas slogan kampanye Presiden AS Donald Trump yang menurutnya bisa diadopsi bangsa Indonesia. "Begitu AS merasa kalah bersaing dengan Tiongkok, mereka menyatakan perang dagang, tidak ada 'free trade'. Kenapa mereka mengatakan America First, Make America Great Again, dia mengatakan the important sign is American job," kata Prabowo.
"Kok, bangsa ini tidak berani mengatakan bagi bangsa Indonesia, Indonesia First, Make Indonesia Great Again. Mengapa pemimpin Indonesia tidak ada yang berani mengatakan yang penting adalah 'pekerjaan bagi rakyat Indonesia'," katanya.