Jumat 12 Oct 2018 08:08 WIB

Menengok Wajah Baru Stasiun Cakung

Penumpang minta ruang kosong dibikin tempat-tempat duduk

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Bilal Ramadhan
Kereta KRL melintas di Stasiun Cakung yang telah di lakukan modernisasi, Jakarta, Selasa (9/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kereta KRL melintas di Stasiun Cakung yang telah di lakukan modernisasi, Jakarta, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Stasiun Cakung yang berada di Jalan I Gusti Ngurah Rai kini memiliki dua lantai disertai dengan beberapa fasilitas baru beserta sejumlah petugas untuk memaksimalkan pelayanan. Biasanya, pengguna KRL Commuter Line akan memiliki akses yang terbilang mudah di stasiun ini karena semua pelayanan berada di lantai satu dan hanya perlu menyebrangi rel untuk berpindah peron.

Saat ini, setiap penumpang yang hendak menggunakan jasa KRL Commuter Line melalui Stasiun Cakung harus masuk melalui gerbang elektronik yang berada di lantai dua. Di sana tersedia tiga loket untuk pembelian tiket dan juga sembilan unit electronic gate bagi penumpang untuk keluar-masuk peron.

Republika mendapati beberapa penumpang yang menanyakan jalur kereta yang dituju. Sejumlah petugas yang berada di lantai dua terlihat terus mengarahkan penumpang. Alpriandani, salah satu petugas KRL Commuter Line mengaku didatangkan dari Stasiun Bogor. Ia dipindah ke Stasiun Cakung selama masa penyesuaian.

"Ini kan masih baru, jadi banyak yang bingung, makanya saya ditarik ke sini, besok juga udah balik lagi ke Bogor," kata Alpriandani petugas KRL Commuter Line.

Selain itu, di lantai dua juga terdapat ruangan khusus untuk ibu menyusui. Namun sampai saat ini, ruangan tersebut belum bisa digunakan. Sementara fasilitas lain seperti mushola, toilet, lift dan eskalator sudah beroperasi sebagaimana mestinya.

Bagi penumpang yang hendak turun ke peron dapat memilih salah satu dari tiga akses yang disediakan seperti lift, eskalator dan tangga manual. Namun, seperti diketahui lift diprioritaskan bagi penyandang disabilitas, lanjut usia, ibu hamil dan ibu membawa anak.

Selain itu, juga hanya terdapat satu unit eskalator yang tersedia di setiap peron. Artinya jika di peron satu eskalator disediakan untuk penumpang yang naik, maka penumpang yang turun harus rela menuruni anak tangga secara manual.

"Capek saya, biasanya tinggal nyebrang. Ini harus naik dulu ke atas," kata Rhodiah (56 tahun) sambil mengatur nafas usai menuruni anak tangga saat mengejar kereta. Rhodiah mengaku takut jika menggunakan lift sendirian, lantaran ia tidak tahu cara mengoperasikannya.

Sementara itu, di lantai bawah tersedia dua peron yang melayani empat jalur. Di peron pertama terdapat dua jalur kereta ke arah Cikarang dan Bekasi. Sedangkan peron kedua menyediakan jalur kereta ke arah Jakarta Kota dan Manggarai.

Ellias Rumpenia (52 tahun), salah satu calon penumpang kereta mengatakan, perbaikan di Stasiun Cakung cukup memuaskan dirinya. Menurutnya, dengan dibuat dua lantai seperti ini maka tidak ada penumpukan calon penumpang sehingga memakan badan jalan.

Selain itu, walaupun fasilitas yang ada di Stasiun Cakung jauh lebih baik, Ellias mengatakan ada beberapa hal yang masih perlu ditambahkan. "Ini kan ada ruang-ruang kosong, seharusnya bisa diisi bangku-bangku panjang. Biar ibu-ibu yang nunggu itu bisa duduk," tutur Elias.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mulai uji coba modernisasi bangunan baru Stasiun Cakung, Jakarta Timur sejak 9 Oktober 2018 lalu. Uji coba ini termasuk fasilitas baru double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang, Selasa (9/10).

Vice President Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia, Eva Chairunisa menyebutkan, fasilitas DDT Manggarai-Cikarang terbagi dalam dua paket pekerjaan yaitu DDT Paket A (Manggarai-Jatinegara) dan DDT Paket B2 (1) (Cipinang-Kranji) yang kini telah rampung sepenuhnya. DDT tersebut memiliki panjang 35 kilometer yang membentang antara Manggarai-Cikarang dan akan memisahkan jalur Kereta Commuter Line dengan kereta jarak jauh. DDT Manggarai-Cikarang direncanakan akan beroperasi pada 2020 mendatang.

Uji coba pelayanan penumpang di Stasiun Cakung, yang kini memiliki dua lantai. Lantai bawah disediakan dua peron yang melayani empat jalur kereta ke arah Bekasi dan Jatinegara. Sedangkan lantai atas telah disediakan fasilitas transaksi tiket dan penempatan sembilan unit gate elektronik serta pendukung pelayanan sejumlah petugas penjualan, pelayanan, kesehatan dan pengamanan.

Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten (BTPWJB) juga menyiapkan fasilitas pendukung antara lain. Satu unit lift berada di pintu selatan serta dua unit lift dan dua unit eskalator berada di masing-masing peron 1-2 dan peron 3-4.

Selain itu, juga disediakan pos kesehatan, ruang informasi, ruang kepala stasiun, toilet pria/wanita, toilet khusus disabilitas dan musholla. Pada tiap ruangan di lantai tersebut dipasang alarm system berupa smoke detector dan APAR (CO2 dan foam).

"Di sisi utara Stasiun Cakung juga terintegrasi dengan halte Transjakarta sebagai halte integrasi antarmoda penghubung Stasiun Cakung dengan Terminal Pulo Gebang," kata Eva.

Ke depannya, hal serupa juga akan diterapkan pada empat stasiun lainnya yaitu Stasiun Kranji, Klender Baru, Buaran dan Klender. Pihak KCI menghimbau kepada seluruh pengguna jasa Kereta Rel Listrik (KRL) untuk tidak melakukan aksi vandalisme dan menjaga bangunan baru hasil revitalisasi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement