REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mempunyai cara tersendiri saat menghadapi gempa dengan berusaha tak panik dan mengatasi keadaan secara tetap tenang.
"Sebagai diplomat sebelumnya, saya sudah terlatih untuk berada di wilayah-wilayah konflik, rawan bencana, jadi intinya jangan panik," kata Retno di sela-sela acara pertemuan Annual Leaders Retreat Indonesia-Singapura di Nusa Dua Bali, Kamis (11/10), yang digelar seiring dengan penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB 2018.
Retno yang pernah menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag itu, setiap kali sedang bertugas di mana pun mengaku selalu mengepaki barang dan perlengkapannya dengan rapi setiap saat. Ia tak pernah membiarkan barang-barangnya berserakan di hotel melainkan seluruhnya tertata di dalam koper di sisi tempat tidurnya.
"Saat tidur pun pakaian saya lengkap dan rapi sehingga ketika misalnya ada gempa terjadi seperti semalam saya langsung lompat keluar dengan koper dan tas saya," kata alumnus UGM itu.
Retno mengaku ikut merasakan gempa saat bermalam di Nusa Dua Bali ketika beberapa jam baru saja beristirahat. Ia baru saja mempersiapkan agenda pertemuan Presiden selama berada di Bali kemudian berangkat tidur, akan tetapi tak lama guncangan gempa dirasakan.
Retno mengaku sedikit kaget namun ia langsung sigap mengatasi kepanikannya. Gempa yang berpusat di Situbondo itu hanya dirasakan di Bali dalam beberapa detik. Retno pun kembali memanfaatkan waktu istirahatnya setelah memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.