REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengklaim, jaringan telekomunikasi H+13 bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) telah berfungsi mencapai 88,06 persen. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan, sebanyak 3.099 Base Transceiver Station (BTS) telah berhasil diaktifkan.
Ia mengatakan, per Kamis (11/10), sebanyak 64 unit telepon satelit telah didistribusikan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemkominfo ke posko-posko penanganan pengungsi di wilayah Sulteng. Petugas dan warga dapat menggunakan telepon satelit untuk koordinasi dan komunikasi percepatan pemulihan pascabencana.
"Warga dapat menggunakan telepon satelit untuk mengabarkan kondisi terkini mereka di posko pengungsian," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/10).
Ferdinandus menjelaskan, dari 19 perangkat internet satelit yang disiapkan Kemeenterian Kominfo, sebanyak 17 perangkar sudah berfungsi. Perangkat itu tersebar di posko-posko di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.
Sementara, dua perangkat sisanya akan dipasang di wilayah Danau Lindu dan Tulawi. Menurut dia, tersedianya perangkat internet satelit ini memungkinkan warga dapat melakukan mengakses internet secara gratis.
Ia menambahkan, tim Kominfo yang beradandi Kota Palu sejak Sabtu (29/9), melaporkan, membaiknya jaringan telekomunikasi sangat membantu warga. "Sangat membantu proses koordinasi dan komunikasi petugas di wilayah terdampak gempa bumi dan tsunami di Sulteng," kata dia.