Jumat 12 Oct 2018 04:54 WIB

Pemprov Masih Jadi Penyelenggara Festival Geopark Ciletuh

Kegiatan ini akan dilakukan pada 12-14 Oktober 2018 mendatang.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Salah satu pemandangan di Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat.
Foto: IST
Salah satu pemandangan di Geopark Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Festival Geopark Ciletuh Palabuhanratu Ke-4 di Kabuapaten Sukabumi, Jawa Barat masih dikelola penyelanggaraana oleh Pemprov Jawa Barat. Rencananya pada 2019 mendatang penyelenggaraanya diserahkan ke Pemkab Sukabumi.

"Pada 2018 ini penyelenggaraan masih dilakukan Pemprov Jabar,’’ ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Dana Budiman, Kamis (11/10). Selanjutnya pada 2019 mendatang penyelenggaraa festival dilakukan Pemkab Sukabumi.

Rencananya kegiatan ini akan dilakukan pada 12-14 Oktober 2018 mendatang. Lokasi festival akan dipusatkan di tiga tempat yakni Kasepuhan Adat Sinar Resmi Kecamatan Cisolok, Kecamatan Palabuhanratu dan Panenjoan Kecamatan Ciemas.

Untuk mempersiapkan pelaksanaan festival kata Dana Pemkab Sukabumi telah melakukan koordinasi dengan Pemprov Jabar. Hal ini disampaikan disela-sela kegiatan sosialisasi hasil rekomendasi penetapan Geopar Ciletuh Palabuhanratu menjadi bagian UGG di Hotel Pangrango, Sukabumi beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu hadir pula para kepala desa yang masuk dalam kawasan Geopark Ciletuh. Harapannya ungkap Dana, pelaksanaan festival bisa berjalan dengan lancar dan tidak menemui hambatan.

‘’ Pemda mendapatkan masukan dari para kepala desa yang berada di kawasan geopark terutama mengenai infrastruktur,’’ imbuh Dana. Misalnya ketersediaan sarana air bersih di tengah musim kemarau. Targetnya sarana infrastruktur dapat disiapkan untuk mendukung pelaksanaan festival.

Dalam acara itu pula kata Dana, disampaikan sejumlah hal yang diminta UNESCO agar Geopark Ciletuh tetap menjadi bagian UGG. Informasi ini harus sampai hingga ke tingkat desa yang menjadi penyangga utama kawasan geopark.

Permintaan yang disampaikan UNESCO lanjut Dana menyangkut penataan kawasan, budaya dan beberapa kemitraan lokal bersama masyarakat seperti kuliner dan homestay. Ia menerangkan tanpa ada kerjasama dengan masyarakat desa dan kecamatan sulit untuk mewujudkan UGG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement