Rabu 10 Oct 2018 19:23 WIB

Angka Kemiskinan Serang Terendah Ketiga di Banten

Angka kemiskinan Kabupaten Serang masih di bawah rata-rata di Banten.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Andi Nur Aminah
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, meninjau pembangunan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni (ilustrasi)
Foto: humas pemkab Serang
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, meninjau pembangunan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pembangunan Kabupaten Serang terus bergeliat dan fokus pada peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) yang terus mengalami peningkatan. Bahkan untuk angka kemiskinan, Kabupaten Serang berada di posisi terendah ketiga dari delapan kabupaten atau kota di Banten.

Kepala BPS Kabupaten Serang Indra Warman mengatakan, dari sisi data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) secara nasional, angka kemiskinan Kabupaten Serang pada 2017 sebesar 4,63 persen atau sebanyak 69.100 penduduk miskin. "Angka kemiskinan ini dari seluruh daerah di Banten, terendah ketiga," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (10/10).

Secara berurutan, angka kemiskinan mulai yang terendah yakni, Kota Tangerang Selatan 1,76 persen, Kota Cilegon 3,52 persen, Kabupaten Serang 4,63 persen, Kota Tangerang 4,95 persen, Kabupaten Tangerang 5,39 persen, Kota Serang 5,57 persen, Kabupaten Lebak 8,64 persen, dan Kabupaten Pandeglang 9,74 persen. "Angka kemiskinan Kabupaten Serang masih di bawah rata-rata di Banten. Sebab angka kemiskinan Provinsi Banten tahun 2017 adalah 5,45 persen," ujar Indra.

Menurutnya, angka kemiskinan yang dirilis BPS adalah data makro dan digunakan oleh pemerintah secara nasional untuk mengevaluasi capaian pengentasan kemiskian oleh pemerintah daerah yang dihitung berdasarkan besaran kebutuhan atau pengeluaran rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan.

Walaupun angka kemiskinan di Kabupaten Serang relatif lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten atau kota lain di Banten, permasalahan kemiskinan tetap menjadi perhatian Pemkab Serang. Program rehabilitasi rumah tidak layak huni (rutilahu atau RTLH) masyarakat miskin menjadi salah satu cara menurunkan angka kemiskinan.

Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, mengatakan, Pemkab Serang berhasil menaikan angka IPM sesuai fokus dan arah pembangunan yang diukur dari tiga dimensi. Yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli (pendapatan per kapita). Berdasarkan data BPS, angka rata-rata lama sekolah warga Kabupaten Serang pada Tahun 2016 sebesar 6,98 tahun, meningkat menjadi 7,17 tahun pada tahun 2017. "Pertumbuhan sebesar 0,19 sebagai angka tertinggi di Provinsi Banten bersama Kota Tangerang," ujarnya Ratu Tatu.

Angka Harapan Hidup warga Kabupaten Serang pada tahun 2016 sebesar 63,81 tahun, meningkat pada tahun 2017 sebesar 64,02  tahun. "Pertumbuhan sebesar 0,21 sebagai peningkatan terbesar kedua di Provinsi Banten," ujarnya.

Pengeluaran per kapita warga Kabupaten serang pada 2016 juga mengalami peningkatan cukup besar dibanding 2015 yaitu sebesar 3,13 persen dan merupakan pertumbuhan tertinggi selama enam tahun terakhir. "Kemudian pada 2017, meningkat menjadi 10,46 juta per tahun," ujarnya.

Selanjutnya, sebagai indeks komposit dari tiga aspek di atas, IPM Kabupaten Serang dari tahun 2016 sebesar 65,12  poin, mengalami peningkatan pada tahun 2017 menjadi 65,60 poin. "Dengan pertumbuhan 0,48 poin, peningkatan IPM Kabupaten Serang tersebut terbesar ketiga setelah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan," ujarnya.

Dia menegaskan, angka kemiskinan harus terus diturunkan dengan berbagai program yang sedang dan akan dilakukan Pemkab Serang. "Sesuai fokus kami pada peningkatan IPM, program kesejahteraan masyarakat terus kami jalankan," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement