REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Seorang bayi perempuan lahir dengan selamat di RS Lapangan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (10/10) dini hari pukul 01.35 WITA. Ibu sang bayi, Dorti (40 tahun) adalah pengungsi di Desa Jono Oge, Biromaru. Ia melahirkan bayi pertama di fasilitas RS Lapangan BSMI secara normal.
Bidan Aida yang membantu proses persalinan mengatakan, pasien datang dirujuk dari Puskesmas Biromaru sekitar pukul 21.00 WIB. Ia dirujuk karena keterbatasan alat dan fasilitas di puskesmas usai dihantam gempa besar beberapa waktu lalu.
"Saat dibawa kondisi sudah pembukaan enam. Kita tunggu sampai tengah malam sudah pembukaan lengkap tapi bayi belum mau turun. Ternyata ada lilitan tali pusar di lehernya. Alhamdulillah saat pembukaan sepuluh, bayi lahir sehat dan selamat begitu juga dengan sang ibu," kata Aida dari RS Lapangan BSMI di Sigi dalam keterangan persnya Rabu (10/10).
Aida menuturkan, sang ibu sempat meminta pulang ke rumah saat proses melahirkan. Alasannya ia tidak pernah dibantu melahirkan oleh tenaga medis. Sang pasien mengaku ingin melahirkan di rumah dengan bantuan dukun anak.
"Kita yakinkan jika fasilitas di sini lengkap untuk melahirkan. Ini pengalaman pertama sang ibu melahirkan dibantu tenaga medis. Empat kelahiran sebelumnya selalu dengan dukun anak dan dua diantara calon bayi sebelumnya mengalami keguguran. Jadi kami tenangkan agar proses persalinan lancar," ungkap Aida.
Aida menerangkan saat ini kondisi ibu dan anaknya stabil dan menjalani proses pemulihan di RS Lapangan. Sesaat usai melahirkan bidan juga melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bagi Dorti dan anaknya. Dorti yang diantar suaminya mengucapkan terima kasih atas pertolongan proses kelahiran anaknya. "Saya juga minta maaf ke teman-teman bidan karena ini pengalaman pertama saya melahirkan dengan bidan," papar Dorti.
Sekretaris Jenderal BSMI Muhammad Rudi menerangkan, fasilitas untuk melahirkan di RS BSMI terbilang lengkap. Mulai dari tenaga bidan, obat-obatan dan ruang perawatan. "Termasuk logistik bagi pasien sudah siap," kata Rudi.
Rudi menerangkan RS Lapangan BSMI sudah didatangi para pengungsi yang berobat. Mayoritas pengungsi menderita ISPA, alergi, pusing-pusing, diare, demam, trauma fisik, luka-luka dan insomnia. "Kita juga menemukan ada pasien patah tulang dari hasil //mobile clinc tapi trauma kalau dibawa ke RS. Persis seperti di Lombok. Saat diterangkan RS bentuknya tenda baru mau diperiksa," papar Rudi.