REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat untuk melihat rekam jejak serta gagasan dan ide setiap calon pemimpin di tahun politik ini. Hal ini disampaikannya saat meresmikan pembukaan rapat kerja nasional LDII tahun 2018 di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/10).
"Silakan kalau milih calon presiden A, B, C silakan. Selalu saya sampaikan, tapi jangan isu-isu yang dilihat, lihat programnya apa, gagasannya apa, idenya apa. Dalam konstetasi politik itu yang diadu gagasan, ide. Lihat rekam jejaknya, track recordnya," ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan tak sedikit isu-isu hoaks dan fitnah lainnya yang beredar di media sosial di tahun politik. Cara-cara tersebut disebutnya bukan merupakan tata krama yang dimiliki Indonesia serta tak mencerminkan nilai Islami.
Presiden pun mengingatkan, agar perbedaan pilihan politik tak menyebabkan terjadi perpecahan antarmasyarakat. "Padahal yang namanya pilkada pilpres pileg setiap lima tahun sekali. Yang selalu saya sampaikan, hati-hati kalau sudah masuk tahun politik," tambahnya.
Jokowi pun kemudian mengklarifikasi tuduhan dirinya sebagai anggota PKI yang tersebar di media sosial. Ia menjelaskan, baik dirinya dan keluarganya bukanlah anggota PKI. Bahkan ia menyebut keluarga besarnya merupakan keluarga muslim.
"Coba lihat di medsos Presiden Jokowi itu PKI, Astagfirullah. Sudah empat tahun diulang-ulang tapi ada yang percaya. Saya sampaikan apa ada PKI balita," ujarnya.
Menurut dia, di era keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi saat ini sangat mudah mencari tahu kebenaran isu yang beredar. Presiden menyampaikan, perkembangan teknologi harus disikapi dengan kearifan dan kebijakan dalam pemanfaatannya. Apalagi saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0.
Jokowi berharap, karakter bangsa dan etika, serta tata krama tetap terus dijaga di tengah-tengah munculnya berbagai teknologi yang baru.
Dalam kesempatan ini, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) juga memberikan buku pedoman ibadah jilid I dan II kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Buku pedoman ibadah tersebut diberikan oleh Ketum DPP LDII, Abdullah Syam sebelum Presiden menyampaikan pidatonya.
Baca juga: Saat Ical Sebut Peran Erick dan Sandi
Baca juga: Membaca Peluang Kandidat Pemimpin TNI AD