Rabu 10 Oct 2018 07:42 WIB

Pengusaha Laundry Kewalahan Layani Peserta Pertemuan IMF-WB

Banyak anggota delegasi yang memilih laundry biasa karena lebih murah.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) - Bank Dunia (World Bank) 2018 menjadi ajang mempromosikan Indonesia secara keseluruhan. Sejumlah kegiatan yang menyelaraskan aspek budaya dan dinamika pembangunan disajikan di Paviliun Indonesia, area Hotel Westin.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) - Bank Dunia (World Bank) 2018 menjadi ajang mempromosikan Indonesia secara keseluruhan. Sejumlah kegiatan yang menyelaraskan aspek budaya dan dinamika pembangunan disajikan di Paviliun Indonesia, area Hotel Westin.

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Perhelatan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) di Nusa Dua, Bali, tak hanya menguntungkan para pengusaha dan pemerintah negara peserta saja. Tapi, pemilik usaha jasa pencucian pakaian alias laundry ikut kecipratan rezeki.

Meski sudah menginap di hotel berbintang, sebagian peserta Pertemuan Tahunan IMF-World Bank memilih menitipkan pakaiannya untuk dicuci di kedai laundry. Alasannya, tentu demi tarif pencucian pakaian yang lebih miring.

Ayu, pengelola kedai laundry Ardi di Jalan Pratama, Badung misalnya, mengaku mulai kebanjiran titipan pakaian sejak Jumat (5/10) pekan lalu, atau beberapa hari menjelang Pertemuan Tahunan IMF-WB digelar. Menurutnya, pelanggannya kebanyakan adalah peserta, panitia, hingga aparat TNI yang kebetulan bertugas.

"Belum lagi hotel-hotel di sekitar sini yang titip ke kami juga," ujar Ayu, Rabu (10/10).

Ia mengungkapkan, peningkatan yang terjadi cukup signifikan yakni lebih dari 30 persen dibanding hari biasa. Bila pada hari normal proses pencucian bisa rampung dalam tiga hari, saat ini ia baru bisa menyelesaikan pencucian hingga setrika dalam waktu empat hari kerja.

"Saya selalu bilang kalau ada yang taruh baju. Agak lama ya, empat hari baru bisa diambil," katanya.

Acara Pertemuan Tahunan IMF-WB memang dihadiri banyak peserta. Tercatat, delegasi dan peserta berasal dari 189 negara sebanyak 35 ribu orang.

Data Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menyebutkan, jumlah penumpang sepanjang Oktober 2017 mencapai 1,733 juta penumpang, terdiri dari 921.649 penumpang rute internasional dan 812.239 penumpang rute domestik.

Sejumlah fasilitas bandara ditambahkan untuk mendukung pertemuan akbar tahunan dua lembaga besar ekonomi dunia tersebut. Yanus mengatakan ada penambahan 10 parking stand baru, serta peningkatan kapasitas landasan pacu dari 30 pergerakan pesawat per jam menjadi 35 ribu pesawat per jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement