Selasa 09 Oct 2018 18:33 WIB

Ini Bantuan Asing yang Diterima Indonesia untuk Sulteng

Pemerintah membuka bantuan asing sesuai kebutuhan dan tidak asal menerima.

Rep: Dedy Darmawan / Red: Andi Nur Aminah
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Antara/Galih Pradipta
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga Ahad (7/10) terdapat sejumlah bantuan asing dalam bentuk barang untuk membantu penanganan pascabencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Bantuan tersebut berupa logistik hingga kendaraan alat berat untuk proses evakuasi.

“Bantuan-bantuan yang kita terima itu yang kita butuhkan saat ini. Sudah ada aturannya,” Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam Konferensi Pers di Kantor Pusat BNPB, Jakarta Timur, Selasa (9/10).

Baca Juga

Khusus bantuan logistik, Sutopo mengatakan, hingga Ahad lalu telah masuk sebanyak 72,52 ton. Bantuan tersebut untuk didistribusikan ke Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Selain logistik, Indonesia juga mendapatkan bantuan peralatan medis berupa 20 boks oral rehydration dan 179 boks xeftriaxone dari pemerintah India. Bantuan tersebut diangkut menggunakan pesawa C-130 dari US Air Force.

Sementara untuk alat berat, kerajaan Inggris memberikan bantuan dua unit forklift dan satu unit conveyer belt. Ketiganya telah diangkut ke Palu menggunakan pesawat terbang. Adapun untuk bantuan pesawat asing, sejauh ini tercatat ada 11 pesawat bantuan dari luar negeri yang mendukung penanganan bencana pada Senin (8/10) kemarin.

Kesebelas pesawat tersebut berasal dari Australia, Singapura, Amerika, Selandia Baru, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Perancis, Rusia, Ukraina, dan Turki. Sutopo mengatakan, pemerintah membuka bantuan asing sesuai kebutuhan dan tidak asal menerima.

Sebelumnya, pada Sabtu (6/10) pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan Indonesia menerima bantuan finansial sebesar Rp 220 miliar dari sejumlah negara. Namun, Fachir mengatakan, baru 50 persen dari total dana tersebut yang dicairkan dan diberikan kepada Indonesia. Ia mengatakan, jumlah bantuan asing sangat dinamis dan masih bisa bertambah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement