Selasa 09 Oct 2018 05:14 WIB

Anies Ganti OK-Otrip Jadi Jak-Lingko

Jak-Lingko dinilai masih belum merata jangkauannya di wilayah Jakarta

Rep: Farah Noersativah/ Red: Bilal Ramadhan
 Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memperkenalkan nama baru program transportasi integrasi DKI Jakarta, yaitu 'Jak Lingko' sebagai pengganti nama program Ok-Otrip, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/10).
Foto: Farah Noersativa/Republika
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memperkenalkan nama baru program transportasi integrasi DKI Jakarta, yaitu 'Jak Lingko' sebagai pengganti nama program Ok-Otrip, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penggantian nama program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan di DKI Jakarta, OK-OTrip. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, nama itu diganti menjadi Jak-Lingko.

“Kita membenahkan istilah untuk sistem yang terintegrasi ini, yaitu (menjadi) Jak-Lingko. Mengapa kita menggunakan istilah Jak-Lingko? Kita ingin agar memiliki nama yang begitu mendengar namanya langsung tecermin maknanya,” ujar Anies dalam pidatonya di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/10).

Dia menjelaskan, kata Jak-Lingko merupakan sebuah kosakata baru dalam bahasa Indonesia yang telah disepakati oleh Badan Bahasa. Dia menyebut, kata itu akan dipublikasikan pada akhir bulan Oktober ini bersama dengan ratusan kosakata baru lainnya.

Kosakata lingko, kata dia, diambil dari jenis pengelolaan pengairan sawah di Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Uniknya, sistem pengairan lingko ini bentuknya sangat mirip dengan jejaring sarang laba-laba.

“Maknanya, Jakarta, dalam bahasa Inggrisnya link, tersambungkan. Di dalam bahasa Indonesianya, lingko yang artinya juga tersambungkan,” ujar Anies.

Dia menjelaskan, program Jak-Lingko ini tidak berbeda dengan program OK-OTrip yang sebelumnya telah diuji coba. Ketika nanti uji coba selesai, nama OK-OTrip akan di-rebranding dengan nama Jak-Lingko.

Hal itu termasuk dengan penggunaan fasilitas kartu OK-OTrip yang saat ini telah digunakan oleh masyarakat pengguna transportasi integrasi. Menurut dia, semua fasilitas yang sudah ada masih akan berjalan seperti biasa walau ada perubahan nama program.

Anies juga berencana membuka sayembara kepada masyarakat dalam pembuatan logo Jak-Lingko. Dia menargetkan, sayembara logo Jak-Lingko bisa selesai pada akhir Oktober ini dan diperkenalkan kepada masyarakat.

Dengan adanya penamaan baru ini, ia berharap masyarakat DKI Jakarta bisa terfasilitasi dengan baik. Oleh sebab itu, pihaknya berencana untuk segera menambah angkutan bus kecil untuk menjadi salah satu moda transportasi yang terintegrasi di DKI Jakarta.

“Ini adalah bagian dari awal, karena nanti kita akan mengintegrasikan, bukan saja bus mikro dengan sistem bus besar, tetapi juga nanti kita sambungkan dengan MRT, dengan LRT, yang sekarang kan belum pada jalan tuh. Tapi, nanti kalau sudah jadi, mereka akan dalam satu payung. Payungnya adalah Jak-Lingko tadi. Jakarta yang ter-link-kan, terintegrasi,” ujar Anies.

Dia tidak menutup kemungkinan juga akan menggandeng pengelola kereta komuter untuk bergabung dengan Jak-Lingko. Dengan demikian, semua tranportasi di DKI Jakarta akan terintegrasi.

Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Sigit Widjatmoko menjelaskan, ada tiga pihak yang sepakat untuk membangun sistem standar pelayanan minimum (SPN). Tiga pihak tersebut yaitu Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, dan Trans Jakarta.

“Tadi Gubernur sudah menyampaikan berubah. Jadi, mereka yang tidak diatur menjadi ke sistem SPN. Ini jadi pegangan,” ujar dia.

Mengenai rencana ke depan, dia menjelaskan, akan ada evaluasi terlebih dahulu mengenai uji coba OK-OTrip sebelumnya. Evaluasi itu termasuk kepastian pendapatan dalam waktu tempuh dan tarif rupiah per kilometer. Ketika telah diketahui bagaimana evaluasinya, pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengetahui pengembangan investasi lainnya.

Selain itu, pihak-pihak terkait juga akan melakukan pelatihan kepada pengemudi angkutan bus-bus kecil. Para pengemudi juga akan difasilitasi untuk mendapatkan akses peningkatan dari SIM A ke SIM A umum.

“Itu difasilitasi semua, termasuk pemprov memfasilitasi kelembagaannya. Dinas UMKM dilibatkan juga. Kalau nanti dinas koperasi juga ada, untuk pelaporan keuangan kita secara integral terkoordinasi dirapikan, diperbaiki,” ungkap Sigit.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Shafruhan Sinungan mengatakan, program Jak-Lingko diyakini dapat menguntungkan berbagai pihak moda transportasi darat publik di Jakarta. Namun, pihaknya masih menemui beberapa kendala dalam pelaksanaan program Jak-Lingko, seperti tidak meratanya Jak-Lingko ke berbagai permukiman dan pola pikir masing-masing pihak pengusaha yang lebih condong memikirkan keuntungan.

"Sekarang pemda sudah mengayomi. Semua proses dilalui, terutama pola pikir pihak koperasi yang harus berubah," kata Shafruhan.

Nama program OK-OTrip mulai diperkenalkan ketika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berkampanye dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 yang merupakan program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan. Program ini pertama kali diuji coba pada 15 Januari 2018 dan sempat diperpanjang hingga empat kali sampai akhirnya ditetapkan dan ditandai dengan penandatanganan MoU antara Transjakarta dan operator angkutan kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement