Ahad 07 Oct 2018 09:02 WIB

PMI Pastikan Pasokan Darah di Sulteng Tercukupi

Stok darah terus dipasok dari luar Palu

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Kantong Darah
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kantong Darah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Palang Merah Indonesia (PMI) memastikan kebutuhan darah bagi para korban bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah tercukupi. Penyaluran darah terus berlangsung ke setiap rumah sakit pengungsi dan akan terus pasok dari luar kota Palu.

“Dua hari yang lalu kita kirim 100 kantung darah dari Bandara Halim. Saat ini ada sekitar 450 kantung darah yang tersedia di Unit Donor Darah (UDD) Kota Palu,” kata Kepala Biro Humas PMI Pusat, Aulia Arriani saat ditemui di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10).

Berdasarkan laporan petugas PMI di lapangan, Aulia menjelaskan bahwa kinerja UDD Kota Palu mulai berangsur normal. Sesaat pasca kejadian, petugas UDD Kota Palu sempat panik karena guncangan yang kuat sehingga operasional UDD sempat terhenti. Di satu sisi, belum diketahui berapa kebutuhan darah para korban pascakejadian.

Namun, berkat bantuan UDD Makassar, petugas langsung menyiapkan kantung-kantung darah untuk langsung dikirim ke pusat-pusat pengungsian tempat para korban di rawat. “Saat kejadian gempa dan tsunami memang UDD tidak langsung beroperasi tapi sekarang korban Alhamdulillah sudah dapat ditangani,” ujar dia.

Aulia mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui lebih detail terkait kebutuhan darah sesuai golongan. Namun, kata dia, jika UDD Kota Palu meminta tambahan darah, PMI Pusat akan segera berkoordinasi untuk daerah-daerah yang bisa memasok kantung darah. Sejauh ini, mayoritas kantung darah di pasok dari Jakarta dan Makassar.

“Kita mendapat informasi dari UDD terlebih dahulu. Jika mereka mengatakan pasokan sudah cukup dari Kota Palu karena warga setempat banyak yang donor darah, maka kita tidak kirim tambahan,” ujar dia.

Tekrkait pendistribusian, ia menilai tidak mengalami masalah. Sebab, rumah sakit tempat para korban bencana dirawar terletak di wilayah yang mudah dijangkau. Masalah transportasi dihadapi untuk pengiriman bantuan logistik para korban di daerah yang terisolir pasca gempa dan tsunami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement