REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan bantuan yang diberikan terdistribusi dengan baik bagi korban gempa dan tsunami Sigi, Donggala, dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sebelumnya, pada Kamis (4/10), 500 truk bantuan diberangkatkan dari Lapangan Hassanudin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bertolak ke Palu pada Sabtu (6/10), Amran menyerahkannya langsung bantuan kepada Wali Kota Palu dan para korban gempa.
"Alhamdulillah, bantuan yang kita himpun dan kemudian diberangkatkan dari Makassar sudah sampai. Kami diserahkan ke langsung pemerintah daerah untuk didistribusikan kepada masyarakat," katanya melalui siaran pers.
Ia pun berterima kasih kepada relawan yang dengan sigap membantu para korban bencana yang sedikitnya telah menelan 1.500 korban jiwa. Bantuan yang diberikan seluruhnya murni dari sumbangan tanpa adanya penggunaan APBN.
"Karena duka Palu, duka Sigi, duka Donggala adalah duka kita semua, sehingga kita mau bahu membahu memberikan bantuan," kata Amran.
Iring-iringan truk berisi bantuan logistik senilai Rp 25 miliar itu dikoordinasikan Kementan, Sahabat Rakyat Indonesia, Pemprov Sulawesi Selatan dan para pemangku kepentingan di sektor pertanian. Bantuan tersebut berupa perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari seperti mi instan, beras, minyak goreng, air munum, biskuit dan sebagainya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga meninjau lokasi lahan dan infrastruktur pertanian terdampak gempa dan tsunami 28 September 2018 lalu. Kementan bahkan sudah mendirikan posko di 40 lokasi tersebar di Palu, Sigi dan Donggala untuk mengidentifikasi dan merehabilitasi sektor pertanian.
Alokasi APBN sudah disiapkan untuk bantuan benih dan alat mesin pertanian (alsintan). "Insya Allah, bagi yang sawah dan kebunnya rusak, akan diberikan bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian dalam bentuk brigade dan sebagainya. Kita akan inventarisasi langsung untuk mengetahui tingkat kerusakan dan memberikan bantuan produksi tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura bisa kembali dijalankan," ujarnya.
Sejauh ini, Kementan sudah memiliki data sementara yang dihimpun dari posko-posko yang didirikan, terkait jumlah kerugian atas lahan persawahan yang rusak, serta hewan ternak yang terdampak gempa. Di Donggala, lahan persawahan yang rusak mencapai 1.653 ha dengan potensi kerugian sebesar Rp 14,4 miliar. Di Sigi, sebanyak 7.909 hektare lahan persawahan rusak dengan potensi kerugian hampir Rp 22 miliar. Sedangkan potensi kerugian atas lahan rusak seluas 156 hektare di Palu senilai Rp 180 juta.