Sabtu 06 Oct 2018 22:30 WIB

Sebanyak 2.736 Sekolah di Sulteng Rusak

Mayoritas fasilitas pendidikan yang mengalami masalah itu berada di Kabupaten Sigi.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah umat Islam menunaikan Salat Magrib berjamaah usai berzikir bersama di lokasi terjadinya gempa bumi yang disusul gelombang tsunami di Anjungan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Hafidz Mubarak/Antara
Sejumlah umat Islam menunaikan Salat Magrib berjamaah usai berzikir bersama di lokasi terjadinya gempa bumi yang disusul gelombang tsunami di Anjungan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 2.736 sekolah rusak akibat gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) yang disusul tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng)dan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, skala kerusakan beragam mulai dari rusak ringan hingga hancur total.

"Hasil pendataan yang dilakukan oleh Kemendikbud sebanyak 2.736 unit sekolah rusak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (6/10).

Sutopo mengatakan, sekolah yang mengalami kerusakan itu tersebar di berbagai titik di Palu, Donggala dan Sigi. Namun, dia melanjutkan, mayoritas fasilitas pendidikan yang mengalami masalah itu berada di Kabupaten Sigi. Sayangnya, Sutopo tidak merinci lebih lanjut penyebaran kerusakan tersebut. Tak hanya merusak fasilitas pendidikan, gempa dan tsunami yang menerjang Sulteng juga mengakibatkan hancurnya 66.926 tempat tinggal penduduk. Rinciannya, 66.238 di Sulawesi Tengah dan 688 unit di Sulawesi Barat.

BNPB hingga kini belum merinci kerusakaan hunian warga yang memgali kerusakan di Sulteng. Namun, Sutopo merinci, sebanyak 250 rumah rusak berat, 223 rusak sedang dan 215 rusak ringan.

Sutopo menjelaskan, hingga kini BNPB beserta stakeholder terkait masih melakukan evakuasi korban yang tertimbun bangunan runtuh dan lumpur. Dia mengatakan, otoritas hingga kini baru menemukan 1.649 korban jiwa, 2.549 korban luka berat dan 265 korban hilang.

"Namun kemungkinan korban akan bertambah mengingat masih banyak korban yang belum ditemukan di Palu," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement