Sabtu 06 Oct 2018 12:01 WIB

PGI Ajak Masyarakat Doa Bersama untuk Palu

PGI meminta agar bantuan tidak menimbulkan isu gesekan agama.

Rep: Novita Intan/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah gambar bocah korban gempa tsunami Palu hasil kegiatan Trauma Healing terpajang di salah satu tenda pengungsian di kantor Dinas Sosial, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Sejumlah gambar bocah korban gempa tsunami Palu hasil kegiatan Trauma Healing terpajang di salah satu tenda pengungsian di kantor Dinas Sosial, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID PALU - Bencana gempa dan tsunami yang menerpa Palu, Donggala, dan Sigi dan daerah sekitarnya menimbulkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Peristiwa ini telah mendorong keprihatinan pemerintah, gereja-gereja, dan masyarakat di seluruh dunia untuk saling membantu meringankan penderitaan korban, tanpa memandang latarbelakang.

Baca Juga:

Baca Juga

Sebagai wujud solidaritas gereja-gereja di Indonesia, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) telah melakukan "Doa Bersama Lintas Iman" di Jakarta pada 3 Oktober 2018. PGI mendorong solidaritas anak bangsa untuk memberikan perhatian kepada korban bencana dengan mengedepankan sisi kemanusiaan.

Humas PGI, Irma Riana Simanjuntak, mengatakan gempa merupakan kejadian yang hingga kini tidak bisa diprediksi oleh manusia meskipun dengan memakai kecanggihan teknologi.  “Oleh karenanya kesiapsiagaan masyarakat perlu ditingkatkan dalam hal pengetahuan mitigasi dalam rangka pengurangan risiko bencana,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Jumat (5/10)

Sebagai gejala alam sedemikan, maka berbagai bentuk spekulasi tentang bencana ini hendaknya dihentikan. “Apa yang hendak diperlukan kini adalah membangunkan solidaritas kita sebagai sesama anak bangsa untuk bahu membahu mengurangi penderitaan korban,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya meminta gereja-gereja di Indonesia untuk tetap mendoakan dan saling bahu membahu membantu korban bencana tanpa memandang latar belakang korban. Juga, terus berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam aksi kemanusiaan di lokasi bencana.

PGI mengimbau gereja-gereja yang menyalurkan bantuan untuk tetap mengedepankan aspek kemanusiaan. PGI meminta agar gereja menghindari isu agama yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

PGI mengatakan hendaknya dalam menyalukran bantuan kemanusiaan ini tidak menggunakan pendekatan yang dapat disalah mengerti oleh masyarakat. "Oleh karena itu, sangat disarankan agar gereja-gereja dapat bekerja bersama dengan elemen bangsa lainnya," kata Irma.

PGI juga meminta kepada semua pihak agar situasi ini tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik dalam rangka Pileg dan Pilpres 2019. “Meminta semua pihak untuk tidak memposting dan menyebarkan foto-foto korban di media sosial yang dapat menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga. Dan menghindari memproduksi dan menyebarkan konten hoax terkait bencana yang dapat menimbulkan kecemasan dan kepanikan di masyarakat,” ungkap Irma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement