REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Wakil Presiden Jusuf Kalla memerintahkan kepada SPBU di Palu, Sulawesi Tengah untuk menjual bahan bakar minyak secara eceran. JK memerintahkan ahar penjualan dilakukan menggunakan ukuran liter secara konvensional saja dan menggunakan drum minyak.
Hal itu dikatakan Wapres JK ketika memimpin rapat koordinasi penangananan bencana gempa bumi dan tsunami di Posko Penanggulangam Bencana Korem 132/Tadulako, Palu, Jumat (5/10). Sebelumnya, JK menyaksikan panjangnya antrean warga yang ingin membeli BBM di salah satu SPBU di Palu.
"Bikinkan corong (dari) seng saja, jadi bikin 10 di satu SPBU, ini cepat, (supaya) antrrnya bisa setengah jam. Daripada sekarang orang antre enam jam, bisa bikin marah lagi orang," kata Wapres Jusuf Kalla.
Menjual BBM secara eceran tersebut, menurut Wapres, lebih efisien secara waktu untuk dijual kepada masyarakat daripada menunggu pasokan listrik mengaliri sejumlah SPBU di Kota Palu. Begitu juga di Kabupaten Donggala dan beberapa daerah terdampak bencana.
Wapres juga meminta kepada petugas SPBU untuk tidak membatasi jumlah pembelian. Juga tidak melarang warga masyarakat yang ingin menjual kembali BBM yang dibeli secara eceran tersebut, dengan catatan tidak mengambil untung terlalu banyak. "Kalaupun dia jual lagi, itu tidak apa-apa, biarkan saja. Rakyat juga perlu makan. Biar saja dijual, paling tinggi dia tambah Rp 1000 per liter. Ya tidak mungkin kan dia minum, tidak mungkin dia buang," katanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla bertolak ke Palu, Jumat pagi, untuk meninjau langsung kondisi pascabencana gempa bumi dan tsunami yang melanda daerah tersebut pada Jumat pekan lalu (28/9). Di sela-sela kunjungannya ke lokasi bencana, Wapres berhenti di sebuah SPBU untuk memeriksa situasi antrian warga yang ingin membeli BBM.