REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mendata sampai Kamis (4/10) malam, kebakaran yang melanda kawasan hutan di Taman Nasional Gunung Ciremai sudah menghanguskan areal 495 hektare.
"Data terakhir kami kebakaran sudah menghanguskan 495 hektare kawasan TNGC," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin di Kuningan, Kamis.
Menurut Agus, kebakaran belum bisa dipadamkan dan terus meluas. Pihaknya mengakui mendapat kendala dalam memadamkan api, karena sulitnya medan dan juga luasnya area yang terbakar.
Selain itu angin di kawasan TNGC cukup kencang, sehingga membuat api semakin mudah merambat dan diperparah dengan semak belukar yang sudah mengering.
"Jadi mudah terbakar dan kami memang terkendala adanya angin yang kencang serta kabut yang tebal, sehingga pemadaman tidak optimal," ujarnya.
Agus menambahkan kebakaran saat ini merambat ke wilayah Kebun Raya Kuningan (KRK). Dan di wilayah KRK kebakaran sudah menghanguskan kurang lebih 15 hektare dan api belum bisa dipadamkan. "Kawasan Kebun Raya Kuningan yang terbakar diperkirakan seluas 15 hektare," tuturnya.
Menurut Agus, api merambat ke wilayah KRK pada Kamis sekitar jam 11.55 WIB. Dan penanganan kebakaran sempat dihentikan karena terkendala angin serta asap tebal.
Agus menjelaskan kebakaran kawasan TNGC diketahui pada Minggu (30/9) sekitar pukul 12.00 WIB. Api diduga berasal dari kawasan Erpah Cibuntu lalu menyebar ke atas Arca Saninten.
Dan dalam waktu satu bulan ini kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai sudah tiga kali terbakar. Kebakaran pertama menghanguskan sekitar 94 hektare, kemudian pada kebakaran kedua sekitar 9,8 hektare dan saat ini tercatat sudah 495 hektare.