REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika membantah pernah menyatakan pemberian bantuan Front Pembela Islam (FPI) untuk korban gempa di Sulawesi Tengah sebagai hoaks. Kemenkominfo hanya menyebut foto yang beredar di media sosial soal kegiatan FPI di Palu tidak sesuai dengan penjelasan.
"Kami tidak pernah menyampaikan bahwa FPI tidak memberi bantuan ke Palu," kata Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu, saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (3/10).
Kemenkominfo pada Selasa (2/10) menyebutkan delapan hoaks yang beredar di media sosial mengenai bencana gempa dan tsunami di Palu-Donggala. Salah satunya mengenai kegiatan FPI.
Berdasarkan laporan warganet, Kemenkominfo menemukan ada ketidaksesuaian antara penjelasan berupa "gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7,7" dan foto yang ditampilkan. Berdasarkan penelusuran tim Kemenkominfo dengan memanfaatkan mesin crawling, gambar yang disertakan merupakan kegiatan FPI saat membantu korban bencana tanah longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi, Jawa Barat, pada 2015.
"Sistem kami menemukan bahwa gambar ini pernah disebarkan pada 2015 lalu, peristiwa di Sukabumi," kata dia.
Baca Juga: Relawan FPI Hingga Kenangan Evakuasi Mayat Tsunami Aceh
Kemenkominfo menginformasikan temuan hoaks mengenai gempa dan tsunami di Palu-Donggala melalui akun Twitter resmi mereka. Informasi ini mendapat banyak kritik dari warganet karena dianggap menyatakan kegiatan yang dilakukan organisasi tersebut adalah tidak benar.
"Kemenkominfo sama sekali tidak menafikan peran FPI terhadap bantuan saat gempa," Ferdinandus menambahkan.
Kementerian berkoordinasi dengan penyelenggara media sosial di Indonesia untuk menurunkan hoaks terutama yang berkaitan dengan bencana alam gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Mengenai penyebar hoaks, Ferdinandus menyatakan mereka bekerja sama dengan pihak berwajib untuk menindak mereka.