Rabu 03 Oct 2018 21:07 WIB

Erupsi Gunung Anak Krakatau Meningkat

Masyarakat dilarang mendekat dalam radius dua kilometer.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ani Nursalikah
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung.
Foto: dok BNPB
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gempa tremor dan erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) masih terus berlangsung dan frekuensinya mengalami peningkatan setiap harinya. Sampai Rabu (3/10), status GAK masih Waspada Level II dan pengunjung dilarang mendekat kawasan tersebut sejauh radius dua kilometer.

Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, erupsi dan gempa tremor masih terjadi setiap hari, meski frekuensinya berfluktuatif. “Masih berlaku larangan mendekat radius dua kilometer,” katanya.

Ia mengatakan masyarakat sekitar tetap terus waspada dan mematuhi larangan mendekat. Material vulkanis GAK masih terjadi dan keluar dari kawahnya, bahkan ada yang meleleh jatuh ke laut.

Menurut dia, status waspada masih terus berlaku dan belum pernah diturunkan atau ditingkatkan. Larangan mendekat tersebut sangat  penting karena kawasan gunung berapi tersebut masih aktif. Material yang keluar tersebut sangat berbahaya bagi manusia, sehingga memberikan larangan mendekat masih berlaku.

Mengenai gempa tremor dan keluarnya material vulkanik GAK, ia mengatakan sampai saat ini belum berhenti meski frekuensi dan jumlahnya bervariasi dan berfluktuatif.    Jatuhan material vulkanik GAK yang masuk dalam laut di perairan Selat Sunda menjadi pemandangan sehari-hari siang dan malam hari. Ia berharap masyarakat sekitar tetap waspada terkait dengan aktivitas vulkanik GAK yang masih berlangsung. GAK masih terus terjadi erupsi dan tidak menentu waktunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement