REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) akan menyiapkan tenaga konseling untuk membantu pemulihan psikologis anak dan perempuan korban gempa bumi dan tsunami Palu, Sulawesi tengah. Ia menyebutkan pendampingan tenaga konseling juga sudah dilakukan Kementerian PPPA ketika membantu korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menteri PPPA Yohana Yembise mengatakan staf kementerian sedang melakukan inventarisasi terhadap kebutuhan korban gempa Palu, Donggala, dan daerah lain di Sulawesi Tengah. Ia menambahkan inventarisasi kebutuhan ini khususnya pada kalangan anak dan perempuan.
Yohana mengatakan kebutuhan korban gempa Palu dan Donggala, khusus perempuan dan anak, harus terpenuhi karena hal itu menyangkut hak perempuan dan anak. Kebutuhan perempuan, kata dia, antara lain tempat tidur, tenda, dan perlengkapannya, sedangkan kebutuhan anak, antara lain menyangkut hak tumbuh kembang anak dan bersekola yang tidak boleh terabaikan.
Berbagai kebutuhan mereka itu, katanya, menjadi urusan pemerintah dalam menjamin hak anak Indonesia. "Saya belum mengetahui berapa banyak anak dan perempuan menjadi korban gempa Palu dan Donggala karena sedang dilakukan pendataan," katanya di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat selepas pelantikan pengurus Srikandi Sungai Indonesia di Biak, Selasa (2/10).
Menteri Yohana mengatakan selepas dari perjalanan dinas ke Biak akan meninjau korban gempa Palu dan Donggala. "Saya akan melihat kondisi korban gempa Palu dan Donggala, khusus perempuan dan anak," ungkap Mama Yo, sapaan akrab Menteri PPPA itu.
TAKE