Selasa 02 Oct 2018 18:15 WIB

JK Beberkan Perbedaan Penanganan Gempa Lombok dan Sulteng

Gempa di Sulawesi Tengah melanda perkotaan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden RI Jusuf kalla memberikan kata sambutan pada Upacara Penutupan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (2/9).
Foto: Antara/Inasgoc/Wahyudin
Wakil Presiden RI Jusuf kalla memberikan kata sambutan pada Upacara Penutupan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menjelaskan perbedaan penanganan bencana gempa yang melanda Lombok dan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Perbedaan terletak pada lokasi yang terdampak gempa.

Menurutnya, gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah langsung melanda perkotaan sehingga ekonomi daerah langsung berhenti, dan terjadi kepanikan yang luar biasa. Ia menerangkan, bencana gempa di Lombok sebagian besar melanda daerah perdesaan sehingga perekonomian di pemerintah daerah tetap berjalan.

Selain itu, komoditas pertanian di Lombok masih tetap berjalan sehingga bahan pangan tercukupi. "Kalau di perdesaan seperti di Lombok itu ekonomi tetap jalan, karena tanaman masih ada, padi masih ada. Ini kenapa kelihatan panik di Palu? Karena listrik dan telekomunikasi tiba-tiba mati," ujar Jusuf Kalla ketika ditemui di kantornya, Selasa(2/10).

Jusuf Kalla mengatakan, masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Palu, Donggala, dan Sigi, panik karena tidak ada listrik, telekomunikasi, dan bahan bakar minyak. Ketiga hal ini tidak bisa dipenuhi secara cepat karena keterbatasan akses transportasi. 

"Kalau satu juta orang tiba-tiba kehlangan handphone, tidak bisa bunyi gimana? pasti panik, listrik mati, tidak bisa nonton TV, pasti panik," ujar dia.

Jusuf Kalla mengatakan, perbaikan listrik membutuhkan waktu berminggu-minggu sehingga untuk sementara dipasang genset untuk daerah-daerah tertentu. Selain itu, menara BTS juga sudah menyala sehingga akses telekomunikasi sudah mulai normal.

Namun, hal tersebut masih membuat warga panik karena kebutuhan listrik belum memadai. "Walaupun BTS sudah menyala, tetapi bagaimana mencharge handphone tidak ada listrik, jadi itu sebabnya agak panik karena di perkotaan, kalau di Lombok masih bisa ke toko beli sesuati, ini (di Sulawesi Tengah) semua toko tutup," kata Jusuf Kalla. 

Dalam penanganan bencana di Palu dan Donggala, pemerintah fokus untuk mendistribusikan logistik makanan dan juga pasokan BBM yang dibutuhkan para korban. Selain itu, pengiriman tenda sebagai tempat tinggal sementara serta perbaikan gardu listrik juga menjadi prioritas.

Untuk sementara, pemerintah mengirimkan generator set (genset) berukuran setengah megawatt untuk menopang kebutuhan warga sehingga proses evakuasi dapat dipercepat. Selain itu, genset juga diperlukan agar layanan kesehatan dapat diberikan kepada para korban.

Pemerintah juga telah menyiapkan cadangan listrik dari kapal pembangkit listrik yang disewa dari Turki. Kapal tersebut saat ini berada di Kupang dan diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat Palu. Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo juga menginstruksikan agar evakuasi dilakukan secepatnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement