Selasa 02 Oct 2018 15:43 WIB

Pemprov NTB Kaji Opsi Terkait Jalur Pendakian Rinjani

Banyak orang menggantungkan hidupnya dari pendakian Rinjani.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah tenda pendaki Gunung Rinjani berada di Pelawangan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Kamis (31/7). (Antara/Eka Fitriani)
Sejumlah tenda pendaki Gunung Rinjani berada di Pelawangan Sembalun, Lombok Timur, NTB, Kamis (31/7). (Antara/Eka Fitriani)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jalur pendakian Gunung Rinjani masih ditutup dari pengunjung pascagempa yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada akhir Juli hingga Agustus lalu. Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal tak menampik banyak para masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari objek wisata Gunung Rinjani.

"Ada 2 ribu porter, guide, terdampak selama atraksi (pendakian) belum dibuka," ujar Faozal di Mataram, NTB, Selasa (2/10).

Faozal menyampaikan, penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani, berdasarkan informasi dari Balai TNGR, lantaran aspek keselamatan untuk para pendaki mengingat kondisi kerusakan dan adanya longsoran di jalur pendakian.

"TNGR beranggapan belum berani dibuka karena terjadi kerusakan pada jalur  longsoran," ucapnya.

Namun begitu, pemerintah memikirkan nasib para pelaku usaha di kawasan Gunung Rinjani. Dinas Pariwisata NTB telah membentuk tim bersama Balai TNGR, TNI, dan track organizer (TO) untuk melakukan survei lapangan tentang kondisi di jalur pendakian Gunung Rinjani.

"Kita sedang cari solusi ke depan, apakah ada opsi lain untuk jalur pendakian, semisal tidak sampai puncak, cukup Bukit Pegasingan, sedang kita kaji," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement