Selasa 02 Oct 2018 10:30 WIB

Warga Sakit Mulai Dikirim ke Balikpapan

Sebelumnya, warga yang sakit dikirim ke Makassar.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolanda
Korban gempa selamat berjalan di Bandara Mutiara Sis Aljufri untuk dievakuasi di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).
Foto: ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA
Korban gempa selamat berjalan di Bandara Mutiara Sis Aljufri untuk dievakuasi di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Balikpapan, Kalimantan Timur, terkait penanganan warga Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang sakit. Pemda Balimpapan diminta menyiapkan penampungan bagi warga yang sakit tersebut.

"Hari ini saya berkoordinasi dengan Pemda Balikpapan untuk bisa sebagai tempat penampungan bagi para korban sakit," ujar Hadi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (2/10).

Mulai hari ini, kata Hadi, warga yang sakit akan mulai dievakuasi ke Balikpapan. Selama ini, warga yang sakit diterbangkan ke Makassar. Hadi menambahkan, dukungan logistik juga akan didorong pengirimannya dari Balikpapan serta Makassar.

Ia juga menjelaskan, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu tidak dikepung. Keramaian di sana terjadi lantaran masyarakat yang hendak keluar dari Kota Palu ke kota lain. Mereka ingin menggunakan pesawat Hercules yang hanya tersedia dua pesawat saja di sana.

"(Soal itu) sudah selesai. Sebagian kita kirim melalui (kapal milik) Pelni, sebagian melalui Hercules untuk yang sakit," tuturnya.

Di samping itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, mengatakan, masyarakat yang mengantre di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu akan diangkut dengan menggunakan KRI Makassar. Kapal tersebut bisa mengangkut 1.000 orang sekali jalan.

"Tadi sudah dapat dijelaskan (mereka) akan diangkut dengan KRI Makassar yang akan segera mendarat ke sana bawa pasukan bisa 1.000 sekali angkut," tutur Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Selasa (2/10).

Ia akan terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatur transportasi dari bandara ke pelabuhan laut yang jaraknya cukup jauh. Sudah tentu, kata dia, soal transportasi itu akan diatur oleh satgas yang bertugas di sana.

Wiranto tak menampik terjadinya penumpukan masyarakat yang mengantre di bandara. Ia menyebutkan, itu disebabkan adanya sekitar 3.000 orang, terutama para pendatang, yang ingin segera keluar dari Kota Palu.

"Commercial flight tidak ada, mereka kemudian beramai-ramai ke bandara untuk minta naik Hercules TNI AU yang bawa perlengkapan, tenda, bahan makanan," jelas dia.

Pesawat yang mengangkut logistik bantuan itu berasal dari beberapa daerah, di antaranya dari Jakarta, Ujung Pandang, dan Balik Papan. Masyarakat ingin ikut pesawat-pesawat angkut itu kembali ke tempat asalnya.

"Tapi jumlahnya besar. Antara yang ingin ikut dan jumlah pesawatnya tidak seimbang meski kami sudah kami pesilakan tapi teratur. Kemudian dari mulut ke mulut tersebar info ada penerbangan gratis (jadi semakin banyak yang mengantre)," kata Wiranto.

Baca juga, Pesawat dari Palu tak Bisa Kembali ke Makassar

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement