Selasa 02 Oct 2018 08:09 WIB

Banyuwangi Bentuk Badan Pengelola Geopark

Badan ini akan merumuskan berbagai hal terkait persyaratan UNESCO Global Geopark.

Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Panorama kawah Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membentuk Badan Pengelola Geopark bekerja sama dengan sebuah perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Badan tersebut akan merumuskan berbagai hal terkait persyaratan penetapan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).

"Oktober ini diajukan menjadi geopark nasional dulu. Setelah ditetapkan tingkat nasional baru pada 2019 diajukan ke UNESCO. Kami optimistis Banyuwangi bisa ditetapkan Unesco sebagai geopark," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin (1/10).

Dengan menyandang UGG, katanya, UNESCO juga akan ikut mempromosikan Banyuwangi sebagai objek wisata yang sudah bertaraf internasional serta memberikan standar-standar untuk menjaga dan merawat geoparknya.

Ketua Badan Pengelola Geopark Banyuwangi Suhailik mengatakan Banyuwangi berpeluang besar untuk ditetapkan sebagai bagian UGG, mengingat potensi geopark daerah itu merupakan salah satu yang terlengkap di Indonesia.

"Dari tiga keunikan geopark, Banyuwangi memiliki kesemuanya. Mulai dari geodiversity (keragaman bumi), biodeversity (keragaman hayati) hingga cultural diversity (keragaman budaya)," ujarnya.

Ketua 1 Badan Pengelola Geopark Banyuwangi Rani Razak menambahkan hasil riset para pakar geopark independen BD+A Education and Research Company menunjukkan dari delapan indikator UGG, Banyuwangi secara keseluruhan telah memenuhinya. Indikator tersebut meliputi keunggulan situs geologi bertaraf international, keragaman biologis, budaya, kesiapan pemerintah, kesiapan komunitas, konservasi, pendidikan geopark, dan pemberdayaan.

"Apalagi pada 2016 lalu, Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Taman Nasional Alas Purwo juga telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer dunia. Ini akan semakin melegitemasi Banyuwangi sebagai daerah yang layak untuk dijadikan sebagai UGG," katanya.

Dalam pengajuan ke Unesco tersebut, ada beberapa titik wisata alam yang akan diajukan mewakili Banyuwangi, antara lain Taman Wisata Alam Gunung Ijen dan Kawasan Pantai Pulau Merah.

"Ijen ini merupakan kawah dengan air asam terbesar di dunia. Juga ada fenomena api biru yang langka dan mudah diakses. Begitu juga dengan Pulau Merah dengan potensi mineral yang luar biasa dan merupakan jenis pertambangan dengan akses paling mudah dibandingkan pertambangan lainnya. Ini adalah potensi geopark yang bisa dioptimalkan," ujar geolog Oman Abdurahman yang menjadi bagian dari badan tersebut.

Bupati Anas melanjutkan, badan tersebut akan menjadi promotor bagi Banyuwangi untuk bisa disetujui oleh "United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization" (UNESCO), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berwenang melakukan pengesahan geopark di seluruh dunia.

"Kami bekerja sama dengan alumnus Institut Teknologi Bandung. Kebetulan, di antara mereka ada orang Banyuwangi yang memiliki kepedulian tinggi kepada Banyuwangi. Kami masukkan mereka di Badan Pengelola Geopark," ujar Anas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement